Banda Aceh (Waspada Aceh) – Brand hijab lokal La Sabelle membantu Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh untuk membangun Rumah Aman bagi perempuan korban pelecehan dan kekerasan seksual yang ada di Aceh.
Presiden Direktur La Sabelle sekaligus owner, Melisa Etna Tiara mengatakan, pada awal tahun 2022 La Sabelle baru saja melakukan lelang dan menggandeng seorang pelukis Prajna Dewantara serta bekerjasama dengan LBH Banda Aceh yang menggarap sebuah projek bernama the gold scarf.
“Scarf itu dilukis dengan tinta emas dan plat labelnya itu bertahtakan 99 persen emas murni. Kemudian dilelang dan tembus di angka 35 juta,” ucap Melisa.
Hasil dari pelelangan ini, tutur Melisa, akan digunakan untuk membantu LBH Banda Aceh menambah biaya pembangunan rumah aman bagi perempuan korban pelecehan dan kekerasan seksual. Hasil lelang itu diserahkan langsung kepada LBH Banda Aceh bersamaan dengan acara iftar Gethering by La Sabelle sekaligus fashion show, di Hotel Hermes, Kota Banda Aceh, Sabtu (9/4/2022).
Sementara itu, Direktur LBH Banda Aceh Syahrul didampingi staf operasional, Farah, mengatakan pembangunan rumah aman sangat penting bagi korban pelecehan dan kekerasan seksual. Terutama bagi perempuan dan anak dari luar Kota Banda Aceh.
“Tidak adanya rumah aman itu, juga sebab mengapa mereka tidak berjuang atas kasusnya. Karena jika harus ke Banda Aceh, belum ada tempat tinggal untuk tempat pemulihannya di mana,” jelas Syahrul.
Dari itu, tutur Syarul, rumah aman sangat dibutuhkan oleh korban kekerasan. Menurutnya, selaku yang mendampingi korban, tidak semua tempat memberikan privasi terhadap perempuan dan anak untuk membantu masa pemulihan psikisnya.
Kata Syarul, rumah aman direncanakan akan segera dibangun pada Juni 2022 ini. Adapun donasi yang sudah terkumpul saat ini mencapai Rp100 juta dan diperkirakan kebutuhan untuk membangun tersebut total Rp600 juta.
“Meskipun dana yang terkumpul belum mencapai 600 juta, namun pembangunan rumah aman tetap dibangun pada Juni 2022. Pembangunan rumah aman harus disegerakan karena korban terus berdatangan. Sampai Maret saja kami telah menangani 18 kasus kekerasan seksual yang rata-rata orang dari luar Banda Aceh,” jelasnya.
Selama ini, pihaknya menampung perempuan korban kekerasan seksual di Balai LBH Banda Aceh, tempat dan fasilitas seadanya. Maka dari itu dia mengucapkan terimakasih kepada pihak yang berdonasi untuk pembangunan rumah aman. (Kia Rukiah)