Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaKocak dan Ceroboh, Spesimen Swab PDP Anak di RS Pirngadi Medan Hilang

Kocak dan Ceroboh, Spesimen Swab PDP Anak di RS Pirngadi Medan Hilang

Medan (Waspada Aceh) – Kocak dan ceroboh, begitu gambaran tenaga medis di RSUD Pirngadi Medan. Sampel swab test seorang anak berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) bisa hilang entah kemana.

Hal itu diketahui setelah Kepala Ombudsman RI (ORI) Perwakilan Sumatera Utara (Sumut), Abyadi Siregar, melakukan investigasi dan penelusuran. Sampai-sampai mantan wartawan media ekonomi terkenal di Sumatera Utara itu kaget luar biasa melihat manajemen dan tata kelola pelayanan di rumah sakit milik Pemko Medan itu.

“Saya kaget luar biasa mendengar informasi bahwa specimen atau sampel untuk swab tes anak itu hilang,” tutur Abyadi Siregar, saat di wawancarai wartawan, Kamis (28/5/2020), atas lambannya keluar hasil tes swab anak PDP yang dirawat di RS Pirngadi Medan.

Beruntung kata Abyadi, Ombudsman RI Perwakilan Sumut menelusuri masalah ini, setelah pihaknya menerima laporan. Atas dasar laporan itu, dia melakukan penelusuran dan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan pihak laboratorium RS USU dan pihak RS Pirngadi Medan.

“Dari hasil penelusuran itu, kita menerima keterangan bahwa sampel atau specimen anak itu ternyata hilang. Mereka tidak mengetahui kemana barangnya,” ungkap Abyadi Siregar dengan nada bingung.

Untuk mengganti specimen yang hilang itu, akhirnya memang telah dilakukan pengambilan specimen baru kembali terhadap anak tersebut. “Karena sampelnya hilang, maka sudah dilakukan pengambilan specimen kembali pada 27 Mei 2020. Menurut penjelasan kepada kita di Kantor Ombudsman, hasilnya akan diketahui tiga hari setelah pengambilan specimen,” kata Abyadi.

Abyadi Siregar sangat menyayangkan hilangnya specimen tersebut. Ini benar benar layanan kesehatan yang buruk terhadap pasien COVID-19. “Kita menduga, kalau saja hal ini tidak ditelusuri dan tidak dibongkar, jangan-jangan belum diketahui sampai kapan anak berinisial T itu menjalani isolasi di rumah sakit.

“Kasihan betul anak itu. Terkatung-katung akibat buruknya layanan. Ini kerja yang sangat ceroboh. Kasihan masyarakat akibat layanan kesehatan yang buruk seperti itu,” tegas Abyadi.

Berdasarkan temuan ini, Abyadi menjadi curiga, jangan-jangan kasus seperti ini tidak hanya dialami satu orang. Tapi bisa dirasakan banyak pasien. Menunggu hasil swab tes yang tidak jelas kapan keluarnya akibat hilang specimennya. “Ini benar benar kerja ceroboh,” katanya.

Karena itu, untuk ke sekian kalinya, Abyadi meminta Tim Gugus Terpadu Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Sumut agar segera melakukan evaluasi kinerja. Perbaiki sistem komunikasi dan koordinasi antar internal dan eksternal. Perbaiki penanganan layanan kesehatan dan perbaiki juga layanan penyaluran bantuan kesejahteraan sosial.

Abyadi meminta Gubernur Sumut agar bersungguh-sungguh meningkatkan peran pengawasannya terhadap kinerja Tim GTPP COVID-19 Provinsi Sumut, sehingga berbagai persoalan dalam percepatan penanganan COVID-19 di Sumut ini bisa dilakukan dengan baik.

Tindaklanjut Laporan

Sekedar diketahui, sejak beberapa hari lalu, Ombudsman RI Perwakilan Sumut menerima laporan terkait lambatnya keluar hasil pemeriksaan swab seorang anak PDP yang dirawat di RS Pirngadi Medan. Padahal, specimen anak itu sudah diambil pada 8 Mei 2020. Tapi hingga saat ini, hasil pemeriksaan swab yang kedua, belum juga keluar.

Hal itu menyebabkan kondisi anak berumur 12 tahun, tidak mendapatkan kepastian layanan yang jelas. Anak itu juga tidak mengetahui sampai kapan dia harus menjalani isolasi di rumah sakit. Padahal, sudah dirawat di rumah sakit sejak 4 Mei lalu.

Karena itu, Abyadi meminta keseriusan tim GTPP COVID-19 Sumut menjalankan tugasnya dalam percepatan penanganan. (sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER