Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sempat diguyur hujan, tak membuat warga urung menunaikan shalat Idul Fitri 1446 H. Di beberapa tempat shalat Ied, ramai disesaki jemaah kota Banda Aceh dan sekitarnya.
Masjid Baiturahmah, Lampoh Daya, Masjid Alfitrah Asrama TNI Keutapang, Masjid Raya Baiturahman dan masjid-masjid lain, termasuk Masjid Meukutup Seutui, tampak dipadati jemaah shalat Idul Fitri.
Bahkan, jemaah sampai meluber di luar masjid. Saat waktu shalat, hujan sudah mulai reda, sehingga menambah kekhusukan ibadah.
Di Masjid Meukutup, Senin (31/03/2025), Rafiq Khan bertindak sebagai khatib. Momentum paska puasa Ramadhan, khatib mengingatkan untuk meninggalkan segala yang diharamkan secara lahir dan bathin.
Dia memberi contoh baterai handphone, seharian di cas, tapi sekali pake sudah soak. Karena itu, jangan iman kita soak seperti batrerai handphone yang tidak berguna.
“Karena amalan kita tidak berguna seperti halnya baterai soak tadi, akhirnya dimasukkan ke lobang neraka. Nauzubillah minzalik,” katanya.
Mengutip Imam Ghazali menyebutkan, di bulan Ramadhan, Iblis dan setan di dipenjara di dalam laut, lalu sang murid bertanya kenapa masih ada maksiat?
Dia menjawab, karena ada manusia tak bisa hidup tanpa maksiat, melakukan korupsi, memakai narkoba, sekalipun setan diperjara, mereka ini tetap melakukan maksiat

Khatib yang dikenal keras dalam menyampaikan pesan-pesan agama Allah ini mengingatkan untuk tidak melakukan perbuatan dosa. Misalnya sekali saja meninggalkan shalat wajib.
“Hadis menyebutkan, sekali tinggal shalat kita dimasukan dalam neraka selama 1 wukuf atau setara 80 tahun kehidupan akhirat, atau 28 juta tahun kehidupan dunia. itu cuma meninggalkan 1 shalat wajib,” tegas Rafik Khan, asal Medan, Sumut ini.
Dalam ceramahnya khatib menyinggung soal dosa besar. Antara lain, yang diharamkan masuk surga adalah menduakan Allah Aja Wajala atau tindakan syirik dan durhaka kepada ibu diharamkan mencium bau surga.
Karena itu, katanya, segera minta maaf kepada ibu sebelum berangkat kerja, mana tahu kita sudah tidak berjumpa lagi atau kita wafat duluan. Nabi kita tidak punya dosa kepada kedua ibu bapanya, dan bunda Khalimatus Sakdia yang mengusuh Nabi Muhammad AS di waktu kecil.
Satu ketika, ia bertemu dengan nabi. Nabi Muhammad sangat tampan, kulit putih mulus, wajahnya kemerahan dan sangat berwibawa. Ia tidak pernah melihat pemuda setampan nabi.
Momentum Idul Fitri, sambungnya, saling maaf memaafkan dan bukan hanya kepada manusia juga kepada binatang. Sebuah hadis menyebutkan, “jika engkau ingin berbuat baik dengan orang, sesungguhnya engkau berbuat baik dengab diri sendiri”. (*)