Banda Aceh (Waspada Aceh) – Penembakan yang terjadi di gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Selasa siang (2/5/2023), telah menimbulkan keprihatinan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Faisal Ali.
Ia menyesalkan dan mengecam tindakan pelaku yang ingin merusak dan menciptakan ketidakamanan di tengah masyarakat. Peristiwa itu menyebabkan kaca kantor MUI pecah dan mengakibatkan sejumlah orang terluka terkena tembakan.
“MUI merupakan rumah yang cukup familiar bagi seluruh masyarakat Muslim. Siapa pun yang datang akan diterima dan dilayani dengan baik. Namun, tindakan yang dilakukan oleh pelaku justru, tidak bisa dibenarkan. Apa pun motif dan tujuannya,” kata Faisal Ali.
Dia mendesak pemerintah bersama-sama melakukan tindakan preventif dan tindakan lainnya untuk berupaya mengatasi kelompok radikal dan ekstrimis yang ada di Indonesia.
Kelompok-kelompok radikalisme ini terus berkembang karena ketidakseragaman pandangan. Masyarakat dan simbol-simbol menjadi target mereka.
“Namun, kita terus mengantisipasi dan menjaga prinsip kebenaran, prinsip menjaga keislaman, bukan prinsip dasar kebencian,” katanya.
Kata dia, Islam yang rahmatan lil alamin, memberikan kesejukan dan kedamaian. Ia mengimbau kepada masyarakat, untuk melihat benar dan tidaknya terkait keagamaan, kembalikan kepada ahli agama untuk menilainya.
“ Kita juga harus berpegang pada arahan fatwa ulama dalam seluruh aspek kehidupan yang terkait dengan keagamaan. Rasulullah mengatakan, al-ulama waratsatul anbiya’ sampai kepada akhir zaman posisi ulama untuk menjaga agama,” jelasnya. (*)