Kamis, Mei 2, 2024
Google search engine
BerandaKetua IDI Pidie: Semua Pasien Masuk RS Perlu Screening

Ketua IDI Pidie: Semua Pasien Masuk RS Perlu Screening

Sigli (Waspada Aceh) – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Pidie, dr Arika Husnayanti Aboebakar, SpOG (K), berharap semua rumah sakit yang ada di daerah itu perlu membangun Posko untuk menyaring (screening) pasien yang terindikasi COVID-19.

“Bukan hanya sebatas pasien IGD, pasien yang berobat di poliklinik juga harus kita screening. Ini penting dilakukan supaya tidak terpapar COVID-19,” kata dr Arika Husnayati Aboebakar, dalam acara rapat Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Pidie di oproom kantor bupati setempat, Selasa (4/8/2020).

Dokter Ika, panggilan akrab Ketua IDI Pidie ini, juga berharap Pemerintah Kabupaten Pidie perlu memperkuat rumah sakit. Khususnya RSUD Tgk Chik Ditiro yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan.

“Semua penanganannya, mulai dari Alkes, sampai ke tim medisnya harus sesuai standar rumah sakit COVID-19,” katanya.

Kata dr Ika, sampai pada 3 Agustus 2020, RSUD Tgk Chik Ditiro merawat lima pasien kasus positif COVID-19. Sebanyak tiga orang dirawat ke rumah sakit di Banda Aceh dan satu orang positif isolasi mandiri di rumah, dan satu pasien positif COVID-19 sembuh.

“Di rumah sakit kita ada lima pasien suspect COVID-19 yang dirawat. Harus kita pikirkan, apakah ini harus ada persiapan rumah sakit Covid, dan rumah sakit non Covid,” katanya.

Bagaimana pun, lanjut dr Ika, pasien yang non Covid, harus tetap diperhatikan. Misalnya, ibu hamil yang harus memeriksakan dirinya setiap bulan karena pandemi ini, atau pun pasien dengan penyakit lainnya, seperti hipertensi, diabetes dan sebagainya.

“Virus Corona ini dapat menyerang manusia melalui udara. Jadi kalau kita penderita COVID-19 dapat mengeluarkan 200.000 partikel sekali dia bicara, maka dalam lima menit kalau kita duduk berdekatan dengan penderita Covid, kemudian berbicara, maka akan mudah tertular apalagi tidak pakai masker. Apalagi kalau pasiennya batuk langsung tertular,” ungkapnya menjelaskan.

Persoalan COVID-19, kata dia, tidak boleh diabaikan. Tidak mematuhi protokol kesehatan maka mau tidak mau siapa pun, akan mudah tertular COVID-19.

Karena itulah dr Ika berharap pemerintah perlu mempersiapkan berbagai hal, antara lain menyediakan Alat Pelindungan Diri (APD) untuk tenaga medis yang berada di garda terdepat.

Selain memperkuat rumah sakit, advokasi kepada masyarakat dinilainya juga sangat penting. Semua pihak dalam hal ini Dinkes, TNI, Polri dan semua SKPK harus bersatu untuk mengadvokasi masyarakat.

“Kita tidak bisa salahkan masyarakat karena pasien berbohong, sebenarnya bukan berbohong. Pasien mungkin tidak mengerti, jadi tugas kita semua untuk mengadvokasi masyarakat agar mereka tahu bagaimana cara penularan virus Corona dan cara menghentikan penularannya,” katanya. (b06)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER