Kamis, April 25, 2024
Google search engine
BerandaAcehKetua IDI Aceh: Rasa Jenuh Masyarakat Jadi Penyebab Meningkatnya COVID-19

Ketua IDI Aceh: Rasa Jenuh Masyarakat Jadi Penyebab Meningkatnya COVID-19

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh Safrizal Rahman mengatakan penyebab meningkatnya kasus COVID-19 di Aceh akibat rasa jenuh di masyarakat.

Hal tersebut disampaikan kepada waspadaaceh.com, Selasa (15/6/2021). Safrizal Rahman mengatakan masyarakat saat ini abai terhadap protokol kesehatan karena merasakan kejenuhan terhadap COVID-19.

Dia menuturkan bahwa saat ini kasus meningkat secara keseluruhan, bukan di Aceh saja, tetapi merata di seluruh indonesia. Bahkan varian virus India b 16.17 (Delta) sudah banyak ditemukan di berbagai daerah.

Banyaknya kasus tersebut membuat masyarakat jenuh karena sudah lebih dari satu tahun kondisi ini bergeliat di masyarakat, kata Safrizal Rahman.

“Saat ini kita berada pada gelombang kedua dan saat ini berada diledakan kasus setelah lebaran, yaitu puncak peningkatan kasus adalah 4-7 minggu setelah lebaran,” ucapnya.

Safrizal menambahkan, belum lagi intensitas keramaian seperti kenduri dan kegiatan lain juga meningkat setelah lebaran, hal ini terbukti meningkatkan kasus COVID-19.

Dia mengatakan, walaupun di satu sisi pemerintah juga tidak kendor dalam mengantisivasi COVID-19 seperti adanya PPKM, pembatasan jam malam, melarang kegiatan yang menyebabkan kerumunan dan lain sebagainya.

Namun ucapnya, kebijakan juga harus didukung dengan sosialisasi yang baik, serta upaya penegakan pelanggaran dari aturan, dan harus dilakukan secara merata, karena pandemi ini berjalan lama, sehingga pasti butuh efort besar untuk itu.

“Yang menjadi pertanyaan hari ini adalah seberapa siap kita melakukan ini dan juga seberapa paham masyarakat terkait program ini sehingga mau ikut berpartisipasi,” ucapnya.

Dia melanjutkan, seperti yang diketahui, masyarakat banyak yang tidak percaya terhadap COVID-19 dan enggan untuk divaksin, padahal sampai hari ini statistik membuktikan bahwa vaksin sangat melindungi.

“Terbukti angka infeksi tenaga medis jauh turun bahkan sampai 80 persen sebelum di vaksin, dan yang positif juga angka kematiannya juga kecil,” kata Safrizal Rahman.

Oleh sebab itu dia berharap semua kalangan ikut berpartisipasi dalam mencegah meningkatnya kasus COVID-19. (Kia Rukiah)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER