Aceh Utara (Waspada Aceh) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera 1, mulai menangani enam titik tanggul yang jebol akibat diterjang banjir pada akhir tahun 2021.
Pengerjaan pembangunan tanggul darurat menggunakan dana bersumber dari APBN tahun 2022. Tanggul dibangun dengan menggunakan batu gajah, ditargetkan mampu menahan luapan air sungai.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (SDA-PUPR) Aceh Utara, Jafar mengatakan, dari enam titik yang dikerjakan, empat di antaranya terdapat di kawasan Krueng Pase, Gampong Mancang, Teupin Ara, Baroe dan Tanjong Awe Kecamatan Samudera.
“Sedangkan dua titik lainya terdapat di kawasan Krueng Keureutoe, Gampong Paya Beurandang kecamatan Tanah Luas dan Blang Gunci Kecamatan Paya Bakong,” kata Jafar. Saat itu Jafar didampingi Kabag Humas Pemkab Aceh Utara, Hamdani, saat meninjau pembangunan tanggul di Gampong Baroe Kecamatan Samudera, Senin (6/6//2022).
Disebutkan, proses pengerjaan sudah mencapai 70 persen. Jika selesai pembangunan tanggul sungai di enam titik ini, akan mampu mencegah terjadi meluapnya air ke pemukiman.
“Sebelumnya Pemerintah Aceh Utara, mengusulkan 11 titik perbaikan tanggul dengan rancangan anggaran Rp73 miliar lebih. Namun yang direalisasikan hanya enam titik tanggul yang terparah,” terangnya.
Sementara Husaini, tokoh masyarakat Gampong Baroe Kecamatan Samudera, menyampaikan dengan dibangunnya tanggul tanggap darurat ini, bisa mengatasi banji pada saat musim hujan atau air sungai penuh.
“Jika tanggul itu tidak diperbaiki, bila air sungai penuh langsung meluap ke pemukiman penduduk. Kami harapkan dengan adanya pengerjaan ini dapat mencegah banjir tahunan yang kerap terjadi di daerah aliran sungai (DAS),” harapnya. (Syaiful).
