Calang (Waspada Aceh) – Keberadaan jeruk Patek kini sudah mulai dikenal kembali, setelah sekian tahun keberadaan jeuk ini sempat hilang dari pasaran di kawasan pesisir di Aceh Jaya, Provinsi Aceh.
Salah seorang petani, T.Abdul Rafat, 50, warga Desa Lamteungoh Kecamatan Darul Hikmah, Aceh Jaya,telah mengembangkan kembali jeruk ini. Sebagai pemilik Kebun jeruk di Desa Alue Gajah Kecamatan Darul Hikmah, Aceh Jaya, kini Abdul Rafat bisa membawa kembali nama jeruk Patek yang pernah hilang.
Kepada Waspadaaceh.com, Minggu, (6/1/2018). Abdul Rafat mengatakan, bencana tsunami tahun 2004, menjadi penyebab hilangnya oleh-oleh ciri khas dari Aceh Jaya tersebut. Kini, perlahan mulai bangkit dan petani sudah membudidayakan kembali tanaman jeruk ini.

“Sebelum terjadi konflik antara RI dengan GAM dulu, salah satu penghasilan penduduk di sini adalah jeruk. Kemudian terjadi konflik dan bencana tsunami, hampir seluruh tanaman jeruk ini rusak. Sekarang mulai kita kembangkan kembali,” ujar Rafat kepada koresponden Waspadaaceh.com.
Pada masa itu, kenang Rafat, Pemasok jeruk terbesar untuk pasar buah di Banda Aceh dan Aceh Besar adalah jeruk dari daerah Patek.
Dinamakan dengan jeruk Patek, lanjutnya, sebelum tsunami tahun 2004, semua mobil lintasan barat selatan semuanya singgah di Desa Patek untuk makan siang.Jeruk Patek ini menjadi oleh-oleh para pelintas.
“Jeruk yang dahulunya pernah booming ini, sekarang sudah bisa didapat kembali dengan harga 10.000/kilogram,” kata Abdul Rafat.
Sementara, Nuri Assirri, Camat Darul Hikmah kepada Waspadaaceh.com mengatakan, Desa Alue Gajah Kecamatan Darul Hikmah sangat potensial untuk dikembangkan di daerah itu.
“Jeruk memang komoditi yang pernah menjadi tanaman unggulan di desa tersebut. Kini warga di ini sudah membudidayakan kembali dan sudah panen,” pungkasnya. (Zammil)