Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Sahidal Kastri mengharapkan kampung keluarga berkualitas (KB) di provinsi itu terus berinovasi dan menerapkan delapan fungsi keluarga.
“Selain itu, kampung KB juga ikut serta membantu program pemerintah di dalam percepatan penurunan stunting di gampong atau desa,” kata Sahidal Kastri di Banda Aceh, Senin (17/10/2022).
Pernyataan tersebut disampaikan Sahidal Kasti saat menyerahkan plakat, piagam, dan uang pembinaan kepada para juara Kampung KB tingkat Provinsi Aceh 2022.
Sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 14 Januari 2016, kampung KB terus tumbuh pesat di Aceh. Kini, jumlah kampung KB di Aceh sekitar 596 unit. Dari jumlah tersebut Aceh telah memiliki rumah data kependudukan (RDK) di Kampung KB sebanyak 309 pada 2022.
Dengan terus bertambahnya jumlah Kampung KB dan RDK di Aceh, Sahidal Kastri mengharapkan kampung KB menerapkan delapan fungsi keluarga. Sebab, kampung KB merupakan ikon program Bangga Kencana.
Kehadiran Kampung KB bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat gampong dan pembangunan sektor lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, kata Sahidal Kastri.
“Kalau sudah samawa, keluarga sudah pasti sejahtera, itulah makna sakinah, mawaddah, warahmah. Dan jangan lupa menerapkan delapan fungsi keluarga. Penerapan fungsi keluarga ini membantu keluarga lebih bahagia dan sejahtera, terbebas dari kemiskinan dan stunting,” kata Sahidal.
Ada empat Kampung KB di Aceh yang meraih peringkat terbaik. Juara pertama diraih Kampung KB Cut Nyak Dhien (Desa Pasi Pinang, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat).
Juara dua Kampung KB Makmue Beusare (Desa Naga Umbang, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar). Juara tiga Kampung KB Mawaddah Warrahmah (Gampong Lhok Mon Puteh, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe), dan juara empat Kampung KB Melati (Desa Doy, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh).
Sebut Sahidal, delapan fungsi keluarga yaitu, fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan.
“Kampung KB menjadi model atau miniatur pembangunan yang melibatkan seluruh sektor di masyarakat. Diharapkan Kampung KB terus melakukan upaya inovasi serta penerapan delapan fungsi keluarga,” tegasnya lagi.
Penyuluh KB Ahli Utama Dwi Listyawardani menjelaskan, ada beberapa penilaian yang akan dilakukan, diantaranya presentasi program kegiatan Kampung KB, implementasi kegiatan program Bangga Kencana yang telah dilaksanakan, serta menelusuri kelengkapan berkas atau data.
“Selain penerapan delapan fungsi keluarga serta enam kelompok kegiatan, ada indikator lainnya soal kelengkapan data. Jadi masukan dari saya, evaluasi dan lakukan perbaikan apabila ada program kegiatan yang pelaksanaannya belum maksimal, juga data yang belum lengkap,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala OPD KB Kota Banda Aceh, Azharida mengatakan piahkanya akan terus melakukan evaluasi program yang sudah terlaksana dan perbaikan data, sehingga harapannya.
“Mudah-mudahan kehadiran Pak Kaper Sahidal di Kampung KB Melati, Desa Doy, Kecamatan Ulee Kareng hari ini, memberi semangat kepada kami untuk bisa terus memperbaiki apa yang masih kurang dan semoga ke depan Kampung KB kami mendapatkan juara pertama,” harapnya.
Hal senada juga diucapkan Kepala OPD KB Aceh Besar Fadhlan. Ia mengatakan Kampung KB Makmue Beusare, Desa Naga Umbang, Kecamatan Lhoknga meraih Juara dua, Kampung KB tingkat Provinsi Aceh.
“Prestasi yang kami raih ini, memotivasi kami untuk terus berbenah dan meningkatkan pembinaan kepada masyarakat sehingga bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya dan meraih Juara 1 tahun depan,” demikian Fadhlan. ***