Banda Aceh (Waspada Aceh) – Menjelang tujuh hari Idul Adha tahun 1444 Hijriah, permintaan hewan kurban oleh masyarakat di Banda Aceh dan Aceh Besar mulai meningkat.
Pengelola Kutaraja Aqiqah, Niko Firza, kepada Waspadaaceh.com, Kamis (22/6/2023) menyebutkan, per harinya hewan kurban jenis kambing bisa terjual 10 hingga 20 ekor. Dia memprediksi permintaan hewan kurban untuk tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya.
Menjelang hari raya kurban, lanjut Firza, Kutaraja Aqiqah menyediakan 700 ekor kambing dan belasan sapi. Dia menargetkan hewan yang sudah disediakan pada tiga outlet ini habis terjual.
Sepekan menjelang Idul Adha, kambing di tempatnya sudah laku terjual sekitar 200 ekor. Penjualan ini diperkirakan akan meningkat pada H-3 Idul Adha.
“Sekarang sudah ramai tapi puncak penjualannya nanti di hari ketiga atau kedua sebelum lebaran. Itu sampai kewalahan kita,” jelasnya.
Untuk harga hewan kurban jenis kambing, lanjut Firza, dibandrol dari harga Rp2,5 juta sampai Rp6,5 juta per ekor. Sementara untuk sapi dijual mulai harga Rp14 juta sampai Rp34 juta per ekor.
“Bagi yang ingin berkurban bisa mengunjungi outlet Kutaraja Aqiqah yang tersebar di tiga lokasi,” sebutnya.
Sebelumnya, Dinas Peternakan Aceh memastikan, persediaan hewan kurban untuk kebutuhan Idul Adha 1444 Hijriah mencukupi. Tahun ini persediaan hewan kurban di Aceh mencapai 79.236 ekor.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Veteriner Dinas Peternakan Aceh, Ruhaty mengatakan, dari jumlah tersebut, terdapat 28.588 ekor sapi, 6.630 ekor kerbau, 32.864 ekor kambing, dan 11.181 ekor domba.
“Alhamdulillah, dari data yang kita sampaikan, stok hewan kurban tahun ini tercukupi,” kata Ruhaty kepada Waspadaaceh.com, Jumat (16/6/2023).
Selain itu, pihaknya juga telah menerima surat dari Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, menyosialisasikan tata cara pelaksanaan kurban dan pemotongan hewan kurban.
Hal ini dalam upaya pencegahan penyakit pada hewan, seperti penyakit kulit berbenjol (lumpy skin disease). Pihaknya juga tetap mewaspadai terhadap penyakit Peste Des Petits Ryminants (PPP).
Ruhaty menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan hewan kurban sebelum penyembelihan. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat yang akan berkurban untuk memeriksa kesehatan ternaknya dengan memberitahukan kepada petugas medis setempat.
“Dengan melakukan pemeriksaan ini, diharapkan kelayakan hewan kurban dapat terjamin,” jelasnya.
Dengan stok hewan kurban yang mencukupi, diharapkan masyarakat Aceh dapat melaksanakan ibadah kurban dengan lancar dan menyelenggarakan pemotongan hewan kurban sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. (*)