“Air lautnya yang jernih dengan warna gradasi hijau biru, ditambah hamparan pasir putihnya yang bersih, dikelilingi hutan lindung, menambah pesona pulau ini”
———-
Pulau Rubiah menyuguhkan taman bawah laut yang menakjubkan. Pesona dan eksotisme pada kedalaman berkisar 10 meter hingga 30 meter, membuat kita betah berlama-lama berada di pulau ini.
Spot atau tempat snorkeling di kawasan ini kaya dengan ikan berwarna-warni dan dihiasi beragam terumbu karang. Sebagian tempat di pulau ini telah dinyatakan sebagai kawasan konservasi.
Rabu (28/12/2022) Tim Jurnalis Waspada Aceh melakukan perjalanan liburan akhir tahun sekaligus rapat kerja tahunan ke Pulau Sabang. Di Sabang tim yang berjumlah 10 orang ini juga berkesempatan menikmati keindahan biota laut yang ada di Pulau Rubiah.
Untuk menyeberang ke Pulau Rubiah paling dekat lewat pantai Iboih. Dari kota Sabang ke Iboih jaraknya sekitar 21,7 Km atau kurang lebih 30 menit perjalanan.
Pukul 13.00 WIB, selepas shalat Zuhur, tim sampai di Iboih. Begitu tiba, tampak seorang pria paruh baya menghampiri kami, menawarkan paket wisata di Pulau Rubiah.
“Mau ke Pulau Rubiah ya? Sudah ada yang urus? Sekalian sama saya bisa sewa fasilitas snorkling dan tinggal terima beres. Gak perlu repot-repot lagi semua sudah ada, termasuk yang mendokumentasi (foto) dan fasilitas lainnya,” tanya Wahyu dengan ramah.
Untuk menyeberang ke sana memang banyak sekali pilihan sarananya. Kami memilih menyeberang menggunakan speed boat pulang pergi (PP) dengan tarif Rp250.000 untuk satu tim.
Selain itu menyewa alat snorkling per orang Rp50.000, belum termasuk rompi pelampung, kaki katak, kaca mata renang dan alat pernapasan.
Untuk dokumentasi seluruh tim, foto bawah air, rombongan dikenakan tarif Rp200.000. Sehingga untuk dapat menikmati keindahan Rubiah dan bawah lautnya itu menghabiskan biaya sekitar Rp1.200.000. Untuk jasa pemandu, tim ditemani insruktur bernama Dafis yang akan memandu dan mendokumentasikan saat tim melakukan snorkling.
Cuaca cerah menambah pesona bahari nan luas membiru. Air lautnya yang jernih dengan warna gradasi hijau biru, ditambah hamparan pasir putihnya yang bersih, dikelilingi hutan lindung, menambah pesona pulau ini. Wajar saja destinasi ini menjadi destinasi favorit baik wisatawan daerah maupun mancanegara.
Di pulau ini kami melewati sebuah makam Ummi Sarah Rubiah, istri dari seorang ulama Tengku Ibrahim atau Tengku Iboih. Yang akhirnya nama Rubiah disematkan pada nama pulau tersebut. Nama suaminya dijadikan nama desanya, yaitu Desa Iboih.
Sebelum tim menuju ke spot, pemandu wisata, Dafis, mengintruksikan hal-hal yang dilakukan saat snorkling. Dafis juga mengajarkan cara menggunakan kacamata snorkling, cara bernafas melalui mulut dengan cerobong udara, dan memakai sepatu katak.
Dafis mengatakan waktu terbaik snorkling saat pagi hari. Pada pagi hari air lautnya masih sangat bening hingga mata telanjang dapat menembus bawah laut, melihat beragam jenis ikan, terumbu karang dan biota laut lainnya.
“Sebenarnya momen snorkling yang bagus itu di pagi hari, di mana jarak pandang sangat sempurna dengan air biru masih jernih. Baik untuk snorkeling di dekat pantai, tak perlu jauh ke tengah,” kata Dafis.
Selain mengajarkan cara bernapas dengan snorkel, menggerakkan fin di dalam air, Dafis juga mengajarkan bagaimana membalikkan badan dari posisi tengkurap ke berdiri.
“Paling penting adalah tidak panik saat berada di tengah laut,” jelasnya.
Hampir seluruh anggota tim berhasil menikmati panorama bawah laut di spot pada kedalaman 5 meter. Dapat bermain dengan ikan, bahkan berfoto ria. Meski salah satu anggota tim sempat mengalami kram kaki saat berenang ke lokas spot, tapi keinginannya untuk bermain bersama ikan bisa terpenuhi.
Dafis mengatakan wisatawan dapat menjelajahi alam bawah laut pada kedalaman 3 meter hingga 13 meter dengan pemandangan menarik, dihiasi beragam keindahan biota laut.
Selain ikan, mata semakin dimanjakan dengan berbagai jenis terumbu karang berwarna-warni. Penulis girang bisa melihat ikan warna putih bergaris biru secara langsung.
Bagai dalam akuarium raksasa, pengunjung bisa bercengkrama dengan ikan-ikan hias yang berenang di sekitar kita dan yang bersembunyi di balik batu karang. Sang instruktur pun mengabadikan momen itu, saat anggota tim menikmati keindahan bawah laut ini.
Tidak terasa kami sudah berenang selama hampir dua jam. Untungnya cuaca saat itu sedang bersahabat, tidak terlalu panas dan tidak hujan. Posisi Pulau Rubiah yang berada di teluk cukup mendukung, sehingga air laut cenderung tenang tidak terlalu bergelombang.
Pantai Iboih dan Pulau Rubih lokasi yang sangat cocok untuk menyegarkan pikiran. Ketenangan pantai dan kecantikannya nan eksotis, menjadikan suasana hati di pantai ini terasa tenang dan damai.
Dongkrak Citra PositifÂ
Keesokan harinya, Kamis pagi (28/12/2022) Tim Waspada Aceh diterima Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi.
Tim diajak melihat panorama kota Sabang dari Taman Tugu Sang Merauke, sambil berbincang terkait potensi pariwisata di kota tersebut dan terkait pengembangan ekonomi kreatif.
“Keunggulan pertama Kota Sabang ada di wisata baharinya, khususnya diving dan snorkeling. Kemudian yang kedua, ada budaya dan heritage, juga desa wisata yang secara potensi sangat bagus,” kata Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi.
Kata dia, Ini menjadi atraksi atau menjadi daya tarik sehingga mengundang wisatawan ke Sabang dan perlu ditingkatkan bersama-sama.
Terutama menjelang pergantian tahun baru, Kota Sabang menjadi pusat perhatian. Sabang mulai dipadati wisatawan untuk pilihan tempat berlibur.
Menurutnya, dengan kunjungan wisatawan ini akan memberi sinyal baik bagi pemerintah dan para pelaku industri pariwisata di Aceh untuk tidak ragu meningkatkan investasi karena pasar yang tumbuh dengan baik.
Pemko Sabang selalu berupaya memberikan ide-ide atraktif untuk mendukung sektor pariwisata melalui promosi lewat penyelenggaraan event. (*)
Waspada Aceh on TV