Banda Aceh – Penyidik tindak pidana khusus Kejaksaan Negeri (Kejari) Banda Aceh telah melakukan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi kegiatan pengadaan buku tentang Adat Istiadat Aceh dan Meubelair pada Majelis Adat Aceh (MAA).
Dugaan tindak pidana korupsi kegiatan pengadaan buku tentang Adat Istiadat Aceh dan Meubelair pada MAA, tahun anggaran 2022 dan 2023 dengan total pagu anggaran sebesar Rp5.600.000.000.
Plt Kejaksaan Negeri Banda Aceh, Mukhzan, mengatakan penyidikan tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan oleh tim jaksa penyelidik pada Kejari Banda Aceh.
“Dimana berdasarkan hasil penyelidikan telah ditemukan adanya dugaan tindak pidana atau perbuatan melawan hukum yang mengarah pada adanya kerugian keuangan negara pada pengadaan buku dan meubilair pada MAA tahun anggaran 2022 dan 2023,” ucap Mukhzan, Selasa (17/10/2023).
Lebih lanjut, dalam rangka mengumpulkan alat bukti untuk membuat terang tentang temuan dugaan tindak pidana korupsi pada kegiatan pengadaan buku tersebut, setidaknya tim jaksa penyidik telah melakukan pemeriksaan lebih kurang 20 orang untuk dimintakan keterangan sebagai saksi.
“Yang terdiri dari pejabat pengelolaan keuangan pada MAA, pihak rekanan, dan toko tempat pembelian (Meubilair dan Buku). Tentu kita akan melakukan pemanggilan saksi lainnya,” sebutnya.
Ditambahkan, bahwa saat ini tim penyidik masih merampungkan penyidikannya dengan pengumpulan alat bukti sebagaimana ketentuan Pasal 184 Ayat (1) KUHAP. Sehingga dengan alat bukti tersebut nanti akan membuat terang dugaan tindak pidana korupsi tersebut, serta menentukan pihak-pihak yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana.
“Mengenai tersangka, ini hanya waktu saja yang menentukan dalam penetapan nantinya,” tutupnya. (*)