Selasa, Mei 21, 2024
Google search engine
BerandaAcehISKI Aceh Gelar Seminar Strategi Komunikasi Pembangunan di Aceh

ISKI Aceh Gelar Seminar Strategi Komunikasi Pembangunan di Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) menggelar seminar tentang strategi komunikasi dalam menunjang pembangunan di Aceh.

Kegiatan yang diikuti oleh ratusan peserta tersebut berlangsung di Aula Pascasarjana UIN-Raniry Banda Aceh, Rabu (27/9/2023).

Ketua ISKI Aceh, Hamdani M.Syam, mengatakan, tema tersebut diangkat setelah melihat kondisi Aceh pada masa sekarang, dimana Aceh mendapatkan julukan daerah termiskin di Sumatera.

Menurutnya, salah satu indikator yang mempengaruhi kondisi Aceh tersebut karena adanya komunikasi yang tidak berjalan dengan baik.

“Eksekutif dan Legislatif memiliki komunikasi yang tidak jalan sehingga juga dapat berpengaruh pada output pembangunan,” kata Hamdani.

Seminar ini menghadirkan lima narasumber, diantaranya; Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburahman (Menciptakan Sinergisitas Stakeholder, Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan), mantan tokoh pejuang GAM, Sofyan Dawood (Harapan Perjuangan Aceh Mewujudkan Kesejahteraan Melalui Komunikasi Harmonis dan Strategis).

Kemudian, Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi, Azhari Idris (Post Conflict Economic Settlement: Hulu Migas Untuk Pembangunan Aceh Berkelanjutan), Kepala Divisi Akuntansi, Perpajakan, dan Manajemen Resiko Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Nasri (Peran Komunikasi pada Sektor Migas dalam Pembangunan Perekonomian Aceh), dan Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi,  A.Rani Usman.(Membangun Komunikasi Kelembagaan Pembangunan Ekonomi Aceh).

Azhari mengatakan, SKK Migas awalnya mengelola Migas dari Aceh sampai ke Papua, namun di tahun 2015 tanggal 15 Mei, masyarakat Aceh mengatakan, pengelolaan Migas dimulai dari Sumatra Utara sampai Papua, artinya Aceh akan mengambil alih sendiri.

Sementara Sofyan Dawood menambahkan, apabila komunikasi tidak dilakukan dengan baik, maka hal itu tidak menghasilkan sesuatu yang baik pula, begitu juga dalam dunia politik.

“Saya berharap agar mahasiswa/mahasiswi di Aceh dapat berdiskusi tentang bagaimana dan melihat kondisi Aceh saat ini dengan komunikasi serta bahasa-bahasa yang santun.”

Sofyan Dawood mengatakan, membangun Aceh harus bersama-sama, tidak mungkin mampu dibangun sendiri tanpa adanya komununikasi dan kerjasama dengan lintas sektor. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER