Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Banda Aceh Makmur Budiman mengusulkan kepada Pemerintah Aceh membentuk dana abadi gampong di setiap desa.
“Dana abadi gampong tersebut, dalam pembentukannya, dengan kolaborasi yang melibatkan komponen perguruan tinggi, pemerintah dan unsur swasta, serta perbankan,” kata Makmur Budiman di Banda Aceh, Selasa (23/4).
Menurut dia, tujuan dari dana abadi gampong tersebut, untuk membentuk kemandirian desa, agar tiap gampong dapat membangun perekonomiannya berdasarkan potensi dan keunggulan yang dimilikinya.
“Di Aceh ini kan ada banyak sumber dana , termasuk perbankan, sebab itu sektor perbankan harus diikutsertakan,” katanya.
Sebagai contoh, sebut Makmur, dengan adanya dana abadi tersebut, setiap gampong dapat membangun sistem pertanian, perkebunan, dan sektor lainnya.
“Misalkan gampong tersebut potensi unggulannya durian, dengan dana itu, masyarakat dapat membangun kebun durian, begitu juga desa lain yang punya kopi dan nilam,” tuturnya.
Sehingga dengan keberadaan dana abadi gampong itu, maka potensi unggulan tiap desa yang ada dapat dikembangkan, dan ini akan menghasilkan banyak komoditi.
Dilanjutkannya, sejarah mencatat, pada era kejayaan, provinsi ini memiliki 23 jenis komoditas unggulan, dan itu terjadi pada saat teknologi pertanian belum berkembang seperti saat ini.
Namun, saat ini, Aceh hanya punya 7 komoditi unggulan, dan kesemua justru terjadi saat sistem dan teknologi pertanian semakin maju dan berkembang.
Untuk mendukung konsep dana abadi gampong tersebut, kata Makmur, maka langkah penting yang harus dilakukan, adalah dengan memberikan pendidikan dan training kepada kelompok tani yang ada di setiap gampong.
Sertamengirimkan petani ke luar negeri, yaitu negara yang telah berhasil mempraktikkan pemanfaatan komoditi pertanian dan industri agro berbasis UMKM.
Pemerintah Aceh untuk ke depan, kata Makmur, jangan hanya mengirimkan para dosen dan mahasiswa magister serta program doktoral saja ke luar negeri dengan memberikan beasiswa. Namun, perlu juga mengirim petani ke luar negeri, training dan studi banding petani ke berbagai negara lain.
Sehingga, ketika konsep dana abadi ini digulirkan, sudah ada kelompok tani yang dapat mengoptimalkannya sebab sudah belajar dari luar negeri, sebutnya. (B01)