Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Indonesia, Hj. Wury Ma’ruf Amin, meminta pelaku kerajinan di Aceh dapat menjalankan tugas utamanya menggali, melindungi, melestarikan, membina, dan mengambangkan seni kerajinan berbasis warisan nilai budaya bangsa untuk kesejahteraan pengrajin.
“Saya berharap rapat kerja ini dapat menjadi sarana komunikasi, koordinasi, dan singkronisasi antar pemangku kepentingan di Aceh dalam rangka pembinaan dan pengembangan industri kerajinan,” kata Hj. Wury Ma’ruf Amin secara daring dari Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Raker ini, kata Wury, sangat positif, karena seluruh perserta dapat memberi kontribusi ide dan pemikiran yang diperlukan untuk merusmuskan program kerja dan gagasan yang lebih aplikatif, efektif serta dapat mengangkat martabat seni kerajinan Indonesia.
Secara rinci, Wury mengingatkan pengurus Dekranasda Aceh agar dalam menjalankan kebijakan dan program tetap bertumpu pada enam prinsip Dekranas, yakni:
1. Menyiapkan regenerasi sumber daya manusia (SDM) atau pengrajin yang unggul untuk menggali, melestarikan, dan mengembangakan seni kerajinan dari warisan tradisi budaya bangsa.
2. Meningkatkan daya saing produk kerarajin yang berbasis kearifan lokal dengan selera global melalui pengembangan inovasi, disain, kreatifitas, dan efesiensi.
3. Meningkatkan hubungan kemitraan dan kerjasama dengan lembaga nasional dan internasional dibidang industri kerajinan.
4. Mendorong perluasan akses pasar bagi produk-produk kerajinan Indonesia.
5. Membangun ekosistem industri kerajinan melalui penguatan potensi kerajinan Indonesia.
6. Mendorong industri kecil dan Menengah (IKM) kerajinan masuk kedalam rantai pasar global.
Wury juga menyampaikan dalam kondisi saat ini sangat tepat apabila Dekranasda Aceh membentuk tim kurator untuk mengkurasi produk-produk kerajinan binaan Dekranasda provinsi dan kabupaten/kota di Aceh yang bisa didorong masuk ke pasar lokal dan global.
“Saat ini pemerintahan sudah menetapkan gerakan ‘Bangga Buatan Indonesia’ yang merupakan gerakan nasional berbentuk gotong royong dari UMKM dan untuk UMKM Indonesia,” ujarnya.
Dijelaskan, fakta sejarah telah membuktikan UMKM memiliki daya tahan luar biasa dalam menghadapi krisis ekonomi, sehingga dapat menjadi bantalan pertahanan ekonomi nasional. Saat ini COVID-19 telah menyebabkan krisis ekonomi dalam skala global. Hal itu berdampak langsung pada performa dan kinerja kerajinan nasional.
“Penting ada pendampingan UMKM kerajinan kita untuk mengenalkan dan memanfaatkan perkembangan teknologi digital sebagai upaya pengembangan dan penguatan UMKM tersebut,” ujarnya.
“Untuk itu Rakerda Dekranasda Aceh sangat tepat dilakukan untuk memperkenalkan gerakan ‘Bangga Beli Produk Buatan Indonesia’. Kita bangun optimisme baru kerajinan Indonesia tetap bertahan dan berkembang kembali,” ujarnya.
“Saya mengajak semua pihak untuk terus membina dan mengembangkan UMKM Indonesia. Kita berharap mereka terus berkarya dengan memanfaatkan platform digital yang ada saat ini, sehingga bisa lebih mendekatkan produsen dengan konsumen. Digitalisasi ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan para UMKM, khususnya di sektor kerajinan untuk memasarkan produknya dengan lebih mudah di masa pandemi ini,” demikian Hj. Wury Ma’ruf Amin.
Istri Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin itu juga menekankan agar seluruh pengurus Dekranasda untuk mendorong pengrajin agar mematuhi protokol COVID-19. Pengurus harus terus selalu menjaga keselamatan para pengrajin dan menjalankan kebiasan-kebiasaan baru. (ria/i)