Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh menilai
Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh M. Iqbal, mengatakan, kebijakan terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diikuti dengan meningkatnya harga komoditas pangan dan lainnya, berdampak terhadap permintaan dan penjualan produk di berbagai sektor.
“Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan dalam konsumsi, investasi, dan produksi. Pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi,” tutur Iqbal kepada Waspadaaceh.com, Selasa (13/9/2022).
Menurutnya, pengendalian inflasi penting karena inflasi yang tinggi dan tidak stabil punya dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
“Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan ril masyarakat akan terus turun,” tuturnya.
Pihaknya berharap kepada pemerintah untuk menyiapkan strategi dalam pengendalian inflasi.
Lanjut M Iqbal, dalam pengendalian inflasi perlu adanya pengawasan terhadap distribusi barang. Ketidaseimbangan antara uang yang beredar dengan barang dan jasa yang ada di masyarakat tentunya perlu diatasi dengan pengawasan yang ketat.
“Distribusi barang yang terhambat akan menyebabkan kenaikan harga barang di suatu wilayah,” jelasnya
Ia juga menyampaikan dalam mengatasi inflasi maka perlu menambah hasil produksi. Maka pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang meringankan pengusaha sehingga para pengusaha ini dapat menggenjot produksi mereka.
“Dengan banyaknya barang yang beredar, maka perputaran uang pun akan semakin cepat terjadi sehingga peredaran uang seimbang kembali,” jelasnya.
Ia juga mendorong pemerintah untuk mempermudah masuknya barang impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Selain karena faktor produksi yang kurang, sebutnya, ada juga barang yang tidak bisa dipenuhi oleh produsen dalam negeri. (Cut Nauval d).