Banda Aceh (Waspada Aceh) – Harga emas murni di Banda Aceh menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H masih stagnan di level Rp2.680.000 per mayam (1 mayam setara 3,33 gram).
Murizal, pemilik Toko Emas Ichlas, mengatakan kepada Waspadaaceh.com, Kamis (6/5/2021), harga emas sejak awal 2021, mengalami penurunan. Sejak saat itu hingga sekarang, kata dia, harga emas bertahan Rp2.680.000 per mayam.
Harga penjualan emas, kata Murizal, bisa berubah sesuai ongkos pembuatan. Hal itu disesuaikan dengan jenis perhiasan dan kerumitannya.
“Selama menjelang lebaran ini daya beli masyarakat mencapai 90 persen. Memang jelang lebaran ini banyak yang beli emas,” tutur Murizal di tokonya di Jalan Tgk Chik Pante Kulu, Banda Aceh.
Murizal menjelaskan kenapa masyarakat banyak menabung emas saat Ramadhan dan menjelang Lebaran ini. Kata Murizal, emas bisa melindungi nilai uang, artinya menyimpan emas bisa menghindarkan dari gerusan inflasi, dan menabung emas tidak beresiko.
Soal prediksi harga emas ke depan, Murizal mengatakan tidak dapat memastikan. Murizal menjelaskan ada beberapa faktor yang memengaruhi naik turunya harga emas. Di antaranya faktor pasar global, kondisi politik, jumlah permintaan dan pasokan emas.
Sementara itu terkait ledakan korban COVID-19 terbaru di India, menurut Murizal, telah memengaruhi tingkat permintaan emas dunia. India merupakan konsumen emas terbesar di dunia. Sejak pandemi, permintaan perhiasan emas di India mengalami penurunan.
“Pengaruh harga emas di bulan suci Ramadhan ini kenapa nggak begitu banyak naik, karena pengaruh negara India dilanda serangan COVID-19 yang sangat luar biasa. Jadi kebutuhan emas di India berkurang, karena India termasuk peminat emas yang terbesar di dunia,” ungkap Murizal.
Konsumen emas terbesar di dunia selain India, kata Murizal, yakni China, Hongkong dan Korea Selatan.
“Prediksi kami sebagai pedagang emas, kedepannya naik lebih besar, karena kebutuhan emas meningkat, sedangkan produksi emas berkurang,” jelasnya. (Cut Nauval Dafistri)