Tapaktuan (Waspada Aceh) – Penerapan sistem kuliah online atau daring untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona atau COVID-19 sudah berjalan sejak diberlakukannya peraturan kuliah tanpa tatap muka.
Tapi ternyata, implementasi kuliah online ini tidak serta merta bisa dilaksanakan dengan mulus oleh mahasiswa. Sebagai contoh mahasiswa yang tinggal di Desa Panton Luas, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. Mereka justru merasa tidak nyaman mengikuti sistem kuliah online, karena tidak adanya sinyal internet di kampung halaman mereka.
Untuk mendapatkan jaringan internet tersebut, para mahasiswa ini harus ke area Gunung Pinto Angin. Mereka akan berdiam di sana selama jam kuliah online tersebut berlangsung.
Di Gunung Pinto Angin, perangkat Gampong Panton Luas, Tapaktuan, mendirikan tenda untuk mahasiswa. Hal ini untuk menghindari dari terik panas matahari atau terlindung ketika hujan turun.
Seorang mahasiswi Politeknik Aceh Selatan asal Gampong Panton Luas, Novitasari, kepada Waspadaaceh.com, Rabu (8/4/2020), mengaku kesulitan mengikuti kuliah sistem online karena tidak ada akses jaringan internet di kampungnya.
“Selama tiga hari kuliah online kami harus ke gunung dari pagi, siang kadang-kadang malam ke Gunung Pinto Angin untuk dapat akses jaringan internet,” katanya.
Dia berharap, di Gampong Panton Luas agar ada tower jaringan internet yang dibangun untuk mempermudah mahasiswa dan masyarakat dalam mengakses internet dan berkomunikasi lewat handphone.
“Setahu saya di gampong kami sudah lama tidak ada sinyal atau jaringan internet. Harapannya ada tower yang dibangun, sehingga kami tidak harus lagi ke Gunung Pinto Angin yang jaraknya 1 kilometer dari tempat kami tinggal,” harapnya. (Faisal)