Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kasus empat perawat RSUD Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh positif COVID-19, yang diduga tertular dari pasien orang tanpa gejala (OTG), membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah menyiapkan karantina khusus. IDI menilai potensi OTG di tengah masyarakat sangat besar.
“Pemerintah perlu membuat pusat karantina pasien khususnya untuk OTG, yang sebenarnya tidak perlu di rumah sakit. Hal itu mengingat keterbatasan daya tampung rumah sakit, dan kekhawatiran bila kondisi pasien COVID-19 terus meningkat di khawatirkan kapasitas kita akan kurang,” kata Ketua IDI Provinsi Aceh, Dr.dr.Syafrizal Rahman, MKES, SpOT, kepada waspadaaceh.com, Senin (22/6/2020).
Syafrizal menyampaikan saran IDI itu terkait adanya empat perawat RSUDZA diketahui positif Corona. Dia juga menilai harus ada upaya RSUDZA juga untuk memperketat SOP penanganan pasien.
Berita Terkait: 4 Sejawatnya Positif Corona di RSUDZA, Persatuan Perawat Minta Perhatian Khusus
“Harus dilakukan juga mempertegas zonasi dengan membatasi pasien dan tenaga medis untuk bekerja di zona yang berbeda. Kemudian, perketat pemeriksaan termasuk dengan pemeriksaan yang akurat. Misal semua pasien yang akan dilakukan operasi harus melalui screening Corona ketat,” ujarnya.
Lalu, kata Syafrizal, mewajibkan semua tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan Swab PCR secara berkala. Hingga melengkapi semua petugas medis dengan APD yang sesuai dan memberikan tempat ganti baju layak agar mereka tidak membawa virus masuk atau keluar rumah sakit.
“Pemerintah provinsi perlu terus melakukan dukungan kepada RSUDZA, baik secara moril maupun finansial. Bagaimana perjuangan mereka untuk merawat pasien bahkan dalam kondisi terjelek sekali pun hingga terkadang melupakan keselamatan sendiri,” tegasnya.
Berita Terkait: Terbaru, 4 Perawat RSUDZA Banda Aceh Positif Corona
Sebelumnya, empat perawat di Respiratory ICU RSU Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) diketahui positif COVID-19. Keempat perawat diketahui positif setelah terpapar dari salah seorang pasien asal Sumatera Utara, yang kemudian meninggal dunia.
Direktur RSUDZA Banda Aceh dr Azharuddin kepada waspadaaceh.com, Minggu (21/6/2020), menegaskan, pelayanan tetap berjalan normal. Azharuddin mengatakan bahwa pihaknya memiliki 1.600 perawat.
“Biasa saja. Tidak ada masalah. Pelayanan tetap berjalan normal. Kita punya SDM perawat 1.600 orang yang bisa memobilisir pelayanan,” kata Azharuddin.
Dia menuturkan bahwa keempatnya sudah ditangani dengan baik sesuai protokol kesehatan WHO. Dia juga menilai isolasi keempat perawat dilakukan sampai dinyatakan sembuh.
Terpisah, PIC COVID-19 RSUDZA, dr Novina R, mengakui bahwa keempatnya terpapar dari pasien saat menangani pasien Corona. “Isolasi dilakukan sampai keempat perawat sembuh dan hasil test swab dinyatakan negtif. Pasien diisolasi mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan,” ungkapnya. (sulaiman achmad)