Selasa, September 17, 2024
BerandaHelmi Yahya ke Bakri Siddiq, Aceh Punya Segalanya Hanya Butuh Story Telling

Helmi Yahya ke Bakri Siddiq, Aceh Punya Segalanya Hanya Butuh Story Telling

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Artis multitalenta dan pengusaha nasional Helmi Yahya makan malam bersama Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq di Rumah Dinas Pendopo Wali Kota kawasan Blang Padang, Rabu (24/8/2022).

CEO Mastermind itu juga memberikan masukan untuk pengelolaan pariwisata Aceh.

Dalam pembukaan jamuan makan malam itu, Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq menceritakan bahwa Aceh termasuk dalam provinsi termiskin di Sumatera. Bakri meminta masukan kepada Helmi sebagai akuntan dan pengusaha sukses nasional dalam memanajemen tata kelola perekonomian dan pariwisata Aceh.

“Saya juga memohon bantuan Pak Helmi Yahya untuk bisa membantu mempromosikan pariwisata Aceh, khususnya Banda Aceh. Apalagi, selama pandemi, perekonomian Banda Aceh yang merupakan jantung ibukota Provinsi merosot tajam ke bawah,” kata Bakri.

Mengingat, kata Bakri, Kota Banda Aceh merupakan kota jasa dan dihuni berbagai jenis suku. Kota Banda Aceh juga kota dengan perekonomian dinamis karena menjadi pusat transit menuju daerah tetangga.

Adik Politikus Tantowi Yahya ini hadir di Banda Aceh dalam rangka seminar pelaku UMKM yang digelar Pemerintah Aceh. Helmi membuka cerita sering datang ke Aceh seperti Banda Aceh sampai Takengon, karena istrinya bersuku Aceh.

“Aceh itu luar biasa, punya segalanya. Pantai indah ada, kopinya terkenal, budaya ada, makanan ada, alamnya ada, reliji-nya dapet. Apa yang tidak dimiliki Aceh, Mesjid Raya Baiturahman itu, bagaimana berdiri kokoh dengan megahnya disaat Tsunami menyapu sekitarnya dengan rata,” kata Helmi.

Apalagi, jika ingin mencari jodoh, Helmi mengakui bahwa Aceh memiliki wanita cantik seperti bermata biru, hingga orang-orang cerdas banyak lahir dari Aceh. Namun, masih belum terkelola dengan baik, harus bangkit dengan inovasi.

“Tetapkan saja, apa yang mau diangkat dari Banda Aceh ini. Mesjid Raya Baiturahman, bagaimana ceritanya tetap berdiri kokoh meski diterpa Tsunami, kemudian Tari Saman. Tarian yang dikenal dunia. Pembukaan Sea Games kemarin, liat, Tari Saman yang disuguhkan,” ujarnya.

Lalu, sisi relijinya, ujarnya, kampanye wisata halal, jangan sampai kalah dengan Thailand. Bagaimana pentingnya membangun sebuah story telling, sama halnya dengan kopi Starbuck.

“Kopi Starbuck, berapa harganya segelas itu Rp 35ribu. Padahal itu kopinya dari Takengon, dari Siantar. Bagaimana orang tau rasa kopinya enak mau membayar seharga itu untuk segelas kopi. Karena disitu ada narasi, ada story telling yang sampai ke telinga pelanggan,” jelasnya.

Dia mencontohkan lagi sebuah tas bisa dijual seharga Rp 500 juta, karena story tellingnya menjadikan pelanggan membeli. Si penjual atau produsen dinilai mampu membangun branding dan story telling atau kisah dari pembuatan tas mahal itu.

Helmi pun menegaskan tinggal menentukan saja, branding atau yang mau ditonjolkan dari Banda Aceh, setelahnya baru mulai membangun story telling. Tujuannya, agar menjadikan masyarakat paham dan tertanam dalam pikirannya.

“Jika sudah tertanam, sama dengan tas mahal itu, bahwa tas itu dibuat dari kulit buaya, handmade. Itu yang perlu. Apakah mau kopi pancung yang terbangun wisata di Banda Aceh, maka story tellingnya harus ikut,” tujuannya agar menarik wisatawan kembali lagi ke Aceh.

Helmi menuturkan bahwa pentingnya, story telling itu termasuk dalam sistem perdagangan UMKM. Helmi pun mengakhiri pembicaraan dengan menyatakan bahwa siap setiap saat jika masukannya secara perekonomian diperlukan.

Pertemuan itu berlangsung hangat dan dihadiri oleh jajaran SKPK Banda Aceh, BI Aceh dan beberapa pelaku UMKM binaan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (Diskopukmdag) Kota Banda Aceh. Tujuannya, SKPK lain masing-masing dapat mendengarkan dan menjadikannya koreksi dalam menyusun program.(sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER