Minggu, Mei 5, 2024
Google search engine
BerandaHarga Minyak Goreng Masih Tinggi, Ketua Apindo Minta Pemerintah Bangun Pabrik di...

Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Ketua Apindo Minta Pemerintah Bangun Pabrik di Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Harga minyak goreng (migor) masih tinggi setelah mengalami kenaikan sebulan yang lalu. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Aceh, Ramli, meminta kepada pemerintah untuk mendorong perusahaan membangun pabrik minyak di Aceh.

Kepada Waspadaaceh.com, di Banda Aceh, Senin (17/1/2022), Ramli mengatakan, kebutuhan bahan pokok Aceh saat ini masih banyak dipasok dari Medan, seperti minyak goreng, telur dan tepung.

“Pasalnya seperti yang kita ketahui, sawit di Aceh banyak sekali, ratusan truk minyak sawit dalam semalam dikirim ke Medan. Namun ironisnya kebutuhan minyak goreng masih bergantung kepada Sumatera Utara,” tutur Ramli.

Kata Ramli, bahan baku untuk minyak goreng tersedia di Aceh. Tetapi tidak ada pabrik minyak goreng di Aceh, sehingga setelah diolah di Medan, dikirim kembali ke Aceh dengan harga yang cukup tinggi, yaitu mencapai Rp20.000 perkilonya.

“Jadi jangan heran, ketika harga barang di Medan naik, di Aceh juga ikut melonjak karena ketergantungan masih terjadi,” katanya.

Oleh karena itu, Ramli mengatakan Aceh perlu mandiri dalam mengelola sumber daya alam.

“Jadi kami berharap kepada pemerintah maupun pengusaha untuk membangun pabrik minyak goreng di Aceh, agar kedepan jika terjadi kenaikan harga, kita tidak ketergantungan dengan Sumut,” jelasnya.

Ramli menuturkan, terkait mahalnya harga minyak goreng di Aceh yang saat ini masih bertahan pada harga Rp 20.000 perkilogramnya perlu menjadi catatan Pemerintah Aceh melalui dinas terkait. Bagaimana membangun pabrik di Aceh. Tentunya untuk membangun pabrik tersebut perlu dukungan politik dan ekonomi dari pemerintah.

Selain itu, kata Ramli, pembangunan pabrik di Aceh akan mampu menyerap tenaga kerja, tentunya akan mengurangi pengangguran di Aceh.

Sementara itu, salah seorang pedagang ayam penyet di Aceh Besar, Amy mengatakan, mahalnya minyak goreng dan bahan lainnya membuat dia sangat sulit untuk bertahan, ditambah lagi dengan kondisi COVID-19.

“Hampir semua bahan pokok untuk berjualan naik, seperti ayam, lebih-lebih minyak goreng yang sekarang harganya mencapai Rp21.000 perkilonya,” jelasnya.

Usahanya yang banyak menggunakan minyak goreng terpaksa harus menaikkan harga jual nasinya, yang biasanya dijual Rp10.000 menjadi Rp 13.000 per porsi,” tutupnya. (Kia Rukiah)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER