Banda Aceh (Waspada Aceh) – Asisten I Pemerintah Aceh M. Jafar menjadi inspektur upacara bendera pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2023 yang berlangsung di halaman Kantor Gubernur Aceh, Selasa (2/5/2023).
Berdasarkan pantauan Waspadaaceh.com, upacara dimulai pada pukul 08.00 WIB yang dihadiri oleh perwakilan DPRA, Kejati, Pangdam IM, Polda Aceh, Dinas Pendidikan Aceh, kepala sekolah dan beberapa siswa.
Masih dalam pantauan, beberapa siswa yang hadir tampak mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Aceh, seperti pakaian adat Aceh, pakaian adat Suku Gayo, pakaian adat Suku Alas dan pakaian adat lainnya. Serangkaian kegiatan upacara Hardiknas yang mengangkat tema “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar” berjalan lancar dan sukses.
Usai upacara bendera, Asisten I Pemerintah Aceh, Jafar mengatakan, saat ini Pemerintah Aceh sedang mempersiapkan semua regulasi turunan dari Undang-undang No 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh yang dituangkan dalam Qanun Aceh. Tentunya Qanun Aceh juga membutuhkan beberapa peraturan gubernur yang sebagian sudah selesai dan sebagian lagi sedang dipersiapkan.
Kemudian, Pemerintah Aceh juga terus mengevaluasi pelaksanaan kurikulum merdeka belajar yang sudah dicanangkan oleh pemerintah pusat yang didukung oleh semua pihak mulai dari Disdik Aceh, Disdik kabupaten atau kota, kepala sekolah dan sampai ke tenaga pendidikan.
“Ini terus kita evaluasi dan kita tingkatkan, sehingga ke depan menjadi lebih baik,” jelas Jafar.
Selanjutnya tentang penguatan pemberdayaan pelatihan guru dan tenaga pendidik. Menurutnya ini sangat perlu untuk ditingkatkan sesuai kebutuhan yang ada.
Tentang anggaran untuk meningkatkan pemberdayaan guru ini, lanjut Jafar, sudah disiapkan dan memang sudah ketentuan dari Undang-undang bahwa 20 persen dari APBA harus dianggarkan untuk pendidikan, salah satunya untuk penguatan guru dan sebagainya.
“Ini merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan setiap tahun, tentu setiap tahunnya memiliki porsi yang diprioritaskan sesuai kebutuhan di Aceh,” tegasnya.
Di samping tu, terkait pemerataan guru di Aceh yang selama ini menjadi kendala, kiranya dengan adanya perekrutan guru P3K dapat menjadi solusi bagi sekolah yang saat ini mengalami kekosongan tenaga pengajar.
“Sebenarnya, guru di Aceh sudah memadai tetapi antar wilayah atau regional yang belum begitu merata. Ada beberapa bidang pendidikan yang jumlah gurunya banyak dan ada bidang-bidang tertentu yang gurunya terbatas. Harapannya, guru P3K ini bisa mengisi bidang-bidang mata pelajaran yang selama ini kekurangan guru,” tutupnya. (*)