Banda Aceh (WaspadaAceh) – Terkait musibah terbakar dan meledaknya sumur minyak tradisional di Aceh Timur, yang menewaskan 21 orang dan melukai 35 orang, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf,menurunkan tim dinas terkait untuk melakukan investigasi lapangan.
“Tiga orang Kadis saya sudah terjun langsung ke lokasi. Proses pemadaman masih terus dilakukan. Mungkin perlu pengecoran dengan semen karena dengan air tidak bisa,” ujar gubernur.
Sementara itu, Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, yang turut mendampingi gubernur menambahkan, saat ini Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk membicarakan teknis pemadaman api di lokasi sumur yang meledak dan terbakar itu.
Pengobatan Korban Dibantu JKA dan BPJS
Gubernur Irwandi Yusuf mengatakan, pemerintah tidak bisa serta merta menutup tambang minyak tersebut. Hal itu karena ladang minyak ini menjadi salah satu sumber ekonomi masyarakat di Aceh Timur.
“Memang pengeboran belum ada izin, tapi kalau kita ambil tindakan tegas dengan menutup, ini juga salah satu mata pencaharian masyarakat di sana,” ujar Gubernur Irwandi.
Dia mengakui insiden kebakaran ladang minyak yang dikelola masyarakat tersebut bukan kasus pertama. Sebelumnya, menurut Irwandi, juga pernah terjadi kebakaran serupa.
“Tapi tidak sedahsyat ini. Seperti saran dari anggota dewan tadi, perlu diberikan izin penambangan rakyat, tetapi diawasi dan dibina oleh Pertamina dan Dinas ESDM,” ujar gubernur lagi.
Gubernur Irwandi menjamin penanganan sejumlah korban akibat kecelakaan kerja ini akan dibantu melalui Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) maupun BPJS Kesehatan.
Tutup Sementara
Selaku kepala pemerintahan di Aceh, Irwandi terpaksa mengambil tindakan tegas untuk menutup sementara pengeboran minyak rakyat ini, baik yang berada di Aceh Timur maupun Bireuen.
“Karena ini bukan delik aduan, jadi saya kira aparat kepolisian bisa langsung melakukan penutupan tersebut. Tapi nanti saya juga akan berkoordinasi dengan bapak Kapolda,” kata Gubernur Aceh. (rel/b.01)