Banda Aceh (Waspada Aceh) – Farwiza Farhan, pendiri Yayasan Hutan Alam Lingkungan Aceh (HAkA), baru saja menerima penghargaan bergengsi Ramon Magsaysay Award 2024.
Penghargaan yang sering disebut sebagai “Nobel Asia” ini diberikan kepada Farwiza dalam kategori Kepemimpinan Baru (Emergent Leadership) pada 31 Agustus 2024.
Farwiza dinilai layak menerima penghargaan ini berkat dedikasinya dalam pelestarian lingkungan, terutama di Aceh. Melalui HAkA, Farwiza tidak hanya fokus pada pelestarian alam, tetapi juga melibatkan masyarakat lokal, terutama perempuan, dalam setiap upaya perlindungan hutan.
“Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tetapi untuk semua orang yang bekerja bersama saya,” ujar Farwiza melalui akun Instagramnya, @wiiiiza. Ia menambahkan bahwa tim HAkA memainkan peran penting dalam menjaga dan melindungi hutan, sementara dirinya hanya sedikit terlibat di lapangan saat ini.
Dalam kerja-kerjanya, Farwiza berhasil memberdayakan perempuan Aceh melalui berbagai program seperti pelatihan paralegal, jurnalisme warga, kewirausahaan mikro, hingga patroli hutan. Para perempuan ini memimpin patroli untuk memantau perburuan dan pembalakan liar, didukung oleh pria yang juga dilatih secara khusus.
Selain Farwiza, Yayasan Ramon Magsaysay Award juga memberikan penghargaan kepada empat tokoh dan organisasi lainnya dari Asia, termasuk Nguyen Thi Ngoc Phuong dari Vietnam dan Miyazaki Hayao dari Jepang.
Penghargaan ini semakin menegaskan peran penting perempuan dalam upaya pelestarian lingkungan, serta komitmen Farwiza untuk membawa isu-isu lingkungan Aceh ke panggung dunia. (*)
Waspada Aceh on TV
