Jumat, Oktober 18, 2024
BerandaInforial Pemerintah AcehDyah Erti: Aceh Ikon Inacraft 2020

Dyah Erti: Aceh Ikon Inacraft 2020

“Inacraft merupakan peluang dan moment untuk mempromosikan kerajinan lokal Aceh,” kata Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh dan Wakil Ketua Dekranasda Aceh, Dyah Erti Idawati di Langsa, Selasa (25/6/2019).

Menurut Dyah Erti, Aceh akan menjadi ikon pada International Handicraft Trade Fair (Inacraft) tahun 2020 di Jakarta.

“Ini adalah kesempatan langka, untuk menjadi ikon. Kita harus menunggu 30 tahun lagi untuk kesempatan ini. Karena itu, Inacraft tahun 2020 harus kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk memperkenalkan keragaman budaya dan kualitas kerajinan rakyat Aceh,” sambung dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Unsyiah itu.

Untuk menghadapi event besar tersebut, kata istri Plt Gubernur Aceh tersebut, PKK dan Dekranasda Langsa, harus segera turun ke masyarakat dan melakukan langkah pembinaan kepada para pengrajin.

Dyah menyampaikan hal itu dalam sebuah acara pelantikan Ketua Tim Penggerak PKK merangkap Ketua Dekranasda Kota Langsa, sisa masa bhakti tahun 2017-2022, di Aula Kantor Wali Kota Langsa.

“Ibu Nadia Anwar sebagai Ketua Tim Penggerak PKK dan Dekranasda Langsa yang baru, langsung dihadapkan pada tugas besar untuk lebih aktif melakukan pendampingan dan membimbing para pengrajin Kota Langsa.”

“Diharapkan para pengrajin nantinya mampu menghasilkan karya yang berkualitas dan dapat bersaing di Inacraft 2020 mendatang,” ujar Dyah Erti.

Pemerintah pusat, ujar Dyah, setap tahun selalu menyelenggarakan Inacraft di Jakarta. Kegiatan itu merupakan arena untuk mempromosikan kerajinan rakyat dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Untuk mempersiapkan diri sebagai ikon Inacraft 2020, Dyah Erti sebagai pengurus TP PKK dan Dekranasda Aceh, mengimbau TP PKK dan Dekranasda Kota Langsa untuk melakukan langkah-langkah yang berkaitan dengan membangun citra positif kedua lembaga ini.

“Membangun citra positif TP PKK dan Dekranasda adalah langkah penting untuk membangkitkan kepercayaan dari mitra kerja. Perbanyak kegiatan di masyarakat, seperti sosialisasi tentang kesehatan bagi ibu dan anak, pelatihan parenting, dan berbagai kegiatan lainnya,” imbau Dyah Erti.

Di samping itu, sambung Dyah Erti, penguatan keluarga dan kerajinan rakyat dan berbagai kegiatan keagamaan perlu dijalankan pengurus PKK di Kota Langsa. Misalnya, menggerakkan majelis taklim, pembinaan kesenian Islam bagi kaum ibu dan remaja, dan sosialisasi aktivitas mengaji bagi anak dan sebagainya.

Dyah Erti menambahkan, pembinaan bagi kader PKK di tingkat Gampong juga perlu diperkuat, dengan menggelar pelatihan kader untukpPembinaan keluarga Balita, pembinaan bagi anak berkebutuhan khusus dan lainnya.

“Sebagai Ketua PKK dan Dekranasda, Ibu Nadia juga harus berperan dalam menyosialisasikan pentingnya koperasi bagi keluarga. Saat ini Pemerintah Aceh bertekad melakukan revitalisasi untuk kegiatan koperasi ini. Kota Langsa diharapkan dapat ambil bagian dalam program tersebut,” kata Dyah Erti.

Ketua PKK dan Dekranasda Kota Langsa, juga memiliki tugas untuk mendorong berkembangnya PAUD. Kaum ibu di Kota Langsa harus mendapatkan pemahaman yang baik terkait dengan pentingnya menyekolahkan anak mereka yang masih berusia bawah 6 tahun di PAUD terdekat, ujar Dyah.

“Penguatan program PAUD ini tidak terlepas dari upaya kita untuk mewujudkan visi “Aceh Hebat” di masa depan. Serta mewujudkan 1 gampong 1 PAUD. Sejalan dengan semangat PAUD ini, Ibu Nadia hari ini juga resmi dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Kota Langsa, yang memiliki tugas untuk memberi perhatian bagi tumbuh kembang anak demi mewujudkan generasi Kota Langsa yang cerdas, sehat dan menjadi generasi penerus Aceh yang berkualitas,” kata Dyah Erti.

Tiga Fokus PKK Aceh

Dalam kesempatan tersebut, Dyah Erti juga mengingatkan Ketua TP PKK dan Dekranasda Kota Langsa untuk menjalankan program PKK dan Dekranasda efektif, yaitu dengan menyusun kegiatan yang sejalan dengan program yang telah dicanangkan di tingkat provinsi.

“Khusus untuk progam PKK ini, pada rapat koordinasi pada 9 Desember lalu, kita telah sepakati bahwa fokus perhatian kita ditujukan kepada 3 isu utama, yaitu Aksi Cegah Stunting, mengaktifkan kembali semangat gotong-royong di masyarakat, dan menggalakkan kampanye membatasi penggunaan gadget bagi anak.

“Angka stunting di Aceh masih sangat tinggi, bahkan menyentuh angka 31 persen. Selain itu budaya bergotong royong juga sudah memudar di Aceh. Terakhir, kampanye pembatasan gadget diharapkan bisa mendorong kesadaran orangtua dalam mengontrol anak-anaknya dalam menggunakan gadget,” imbuh Dyah Erti. (Ria/i)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER