Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaDugaan Penganiayaan Hingga Tewas Warga Aceh di Jakarta, Oknum Aparat Dituding Terlibat

Dugaan Penganiayaan Hingga Tewas Warga Aceh di Jakarta, Oknum Aparat Dituding Terlibat

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Imam Masykur, 25, warga asal Monkeulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh, mengalami penyiksaan hingga meninggal di Jakarta, baru-baru ini.

Dari beberapa video yang beredar, menampilkan Imam Masykur yang disiksa oleh pelaku, hampir seluruh punggungnya mengalami luka-luka.

Sementara dalam video lainnya, terlihat Said Sulaiman, sepupu korban, menerima panggilan telepon yang diduga berasal dari suara Imam Masykur. Dalam panggilan itu, Imam Masykur meminta Said Sulaiman untuk mencarikan uang sejumlah Rp50 juta.

Terdapat pula foto-foto surat laporan polisi, berita acara penyerahan jenazah, dan video peti mati yang telah tersebar luas. Bukti dugaan pembunuhan Imam Masykur juga terungkap dari beredarnya foto berita acara penyerahan mayat di RSPAD Jakarta Pusat.

Dalam surat tertanggal 22 Agustus 2023 itu, menuliskan adanya tindak pidana merampas kemerdekaan seseorang, pemerasan, dan penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Diketahui, kasus tersebut kini sudah ditangani Polisi Militer Kodam Jayakarta.

Imam Masykur diculik dari sebuah toko kosmetik pada Sabtu, (12/8/2023). Namun belum diketahui motif di balik penculikan tersebut. Kini jasad Imam Masykur telah dimakamkan di desanya sendiri pada Sabtu (26/8/2023).

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) Aceh, Azharul Husna mengecam tindakan penganiayaan yang mengakibatkan terbunuhnya Imam Masykur.

Ia mendesak aparat penegak hukum segera melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap para pelaku. Ia meminta kasus ini diadili agar memberikan kepastian hukum bagi korban maupun pelaku. Karena itu, proses hukum harus berjalan secara adil, objektif dan transparan.

“Yang juga paling penting, memberikan akses informasi kepada keluarga korban, motif dari tindakan jahat pelaku harus dibongkar, Paspampres merupakan unit di TNI, maka instansi itu perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh dalam lingkaran unit tersebut agar mencegah terjadinya tindakan serupa. Ini jelas-jelas pelanggaran yang amat serius,” jelas Husna, Minggu (27/8/2023).

KontraS Aceh juga menekankan pentingnya perlindungan dan pemulihan terhadap keluarga korban. Dalam banyak kasus kekerasan yang melibatkan pelaku dari oknum aparat, maka posisi keluarga korban sangat rentan diintimidasi.

Husna mengatakan, saat penculikan, pihak keluarga korban bahkan sempat dikirimi video yang merekam korban tengah disiksa oleh para pelaku. Video ini sudah beredar di masyarakat dan menimbulkan kecaman yang meluas.

“Karena itu LPSK perlu memperhatikan kasus ini, serta memberikan perlindungan dan pemulihan terhadap keluarga korban kejadian karena menyebabkan keluarga mengalami teror psikis,” kata Husna. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER