Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaDiusir dari Ruangan, MTA Sebut DPRA Kedepankan Emosional

Diusir dari Ruangan, MTA Sebut DPRA Kedepankan Emosional

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Usai diusir dari rapat paripurna DPRA, Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, mengatakan dalam menanggapi komentarnya di media sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mengedepankan emosional.

“Dalam memahami komentar yang disampaikan sebelumnya, para dewan menanggapi itu dengan mengedepankan emosional,” sebutnya di halaman Gedung DPRA, Rabu (13/9/2023).

Sebenarnya, lanjut MTA, apa yang terjadi dalam rapat paripurna kali ini merupakan masalah yang bersifat personal.

Namun terkait, dikeluarkan dirinya dari ruangan rapat, sebenarnya bertentangan dengan tata tertib yang sudah dibuat. Kata dia, setiap paripurna itu dibuka dan terbuka untuk umum, dan itu sudah menjadi substansinya.

“Sedangkan persoalan jika dewan memandang bahwa Jubir sudah membangun resistensi dengan mereka, sebetulnya tidak,” jelasnya.

MTA mengatakan kapasitasnya sebagai Jubir Pemerintah Aceh hanya menyampaikan, bahwa Pj Gubernur Aceh dalam penyerahan KUA-PPS diserahkan kepada Sekda, namun pihak DPRA menolak.

“Bagi kita itu adalah sikap kekanak-kanakan. Jika dewan melihat itu bahwa pernyataan kita tersebut menyebutkan mereka itu sebagai anak-anak itu kan pemahaman mereka,” katanya.

Jika hari ini dia dikeluarkan, MTA dengan kapasitas sebagai masyarakat biasa memiliki hak untuk mengikuti rapat paripurna, apalagi dia sebagai Jubir yang include dengan pemerintah untuk mengikuti rapat paripurna.

“Kapasitas saya hari ini tidak mau keluar, tapi dipaksakan keluar melalui aparat keamanan,” jelasnya.

Aparat keamanan sendiri, lanjut MTA, itu sebenarnya salah, karena fungsinya untuk mengamankan. Sejauh dirinya tidak menjadi ancaman dalam rapat paripurna, itu tidak bisa dipaksakan untuk keluar.

Kendati demikian, dia tetap mengambil hikmah dari peristiwa yang terjadi dalam rapat paripurna. Dia juga berharap ke depan para dewan dapat berpikir dengan dewasa dan tidak kekanak-kanakan.

“Kita biarkan sidang dilanjutkan. Kita berharap pembahasan anggaran 2024 itu bisa terus berlanjut dan ketuk palu tepat waktu,” tutupnya.

Sebelumnya, DPRA mengusir paksa Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Aceh Muhammad MTA dari ruang rapat paripurna DPRA, Rabu (13/9/2023).

Berdasarkan pantauan Waspadaaceh.com, di dalam ruangan sidang, sempat memanas lantaran Jubir MTA menolak ketika dipersilahkan untuk keluar.

Beberapa kali pimpinan rapat, Saiful Bahri alias Pon Yaya menyuruh MTA keluar, namun MTA tetap bersikukuh untuk menghadiri rapat itu. Hingga akhirnya, pimpinan rapat menginstruksikan kepada aparat keamanan untuk secara paksa membawa MTA keluar dari rapat paripurna. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER