Kamis, Mei 2, 2024
Google search engine
BerandaDi Aceh Singkil, Banyak Anak-anak dan Mualaf Minta Disunat

Di Aceh Singkil, Banyak Anak-anak dan Mualaf Minta Disunat

Singkil (Waspada Aceh) – Perangkat Desa Lae Balno, Aceh Singkil, bekerjasama dengan Dai Perbatasan dan Palang Merah Indonesia (PMI), secara dadakan menggelar sunat (khitanan) masal di desa perbatasan di Kabupaten Aceh Singkil tersebut.

Kegiatan sosial itu dilaksanakan secara tiba-tiba tanpa ada persiapan matang, lantaran banyak mualaf yang baru dan sudah lama mengucap syahadat minta disunat, kata Dai Perbatasan Lae Balno Kec. Danau Paris, Ustadz Tamrizal saat berbincang dengan Waspada, di Masjid Baitul Makmur, Minggu (29/12/2019).

Tidak ada persiapan maupun rencana untuk mengadakan khitanan masal. Namun saat silaturahmi kerumah para mualaf, mereka mengaku belum disunat dan minta di sunat, lanjut Tamrizal.

“Ustad saya mau sunat, kalau ada sunat masal saya ikut,” sebut Ustadz Tamrizal menirukan ucapan salah seorang mualaf yang minta disunat beberapa hari sebelum pelaksanaan sunat masal tersebut.

“Ada juga termasuk di dalamnya, anak-anak para mualaf, sebanyak tiga keluarga yang baru disyahadatkan. Mereka minta disyahadatkan setelah mendengar adzan,” tambahnya.

Atas permintaan tersebut Ustadz Tamrizal langsung berkoordinasi dengan kepala desa serta PMI Aceh Singkil. “Dari sini terbuka jalan bagi kami, Kepala Desa Herman Tumangger dan Ketua PMI Zainal Abidin Ketaren, membuka jalan untuk pelaksanaan sunat masal bagi anak-anak dan saudara kami di sini,” ucap Ustadz Tamrizal

Mereka langsung berinisiatif mengumpulkan donasi pribadi maupun menghimpun dana dari desa serta SKPK Aceh Singkil. Tidak sampai dua pekan, khitanan masal berhasil terlaksana, tepatnya Minggu (29/12/2019) di Masjid Baitul Makmur Desa Lae Balno.

Desa Lae Balno Kecamatan Danau Paris merupakan kampung yang berada paling ujung Aceh Singkil. Persisnya berbatasan langsung dengan Desa Saragih Kab. Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Penduduk Desa Lae Balno berjumlah sekitar 1.200 jiwa, atau sekitar 283 kepala keluarga, termasuk didalamnya warga transmigrasi dari pulau Jawa di era Presiden Soeharto.

Sekitar 20 persen warga di desa ini non muslim. Diantaranya 25 KK beragama Katolik, 16 KK Protestan dan GKPPD 8 kepala keluarga (KK). Kehidupan masyarakat di desa ini berbaur. Karena terikat tali persaudaraan maupun ikatan marga meski berbeda agama.

Kepala Desa Lae Balno, Herman Tumangger melaporkan, khitanan masal diikuti sebanyak 27 anak, 15 diantaranya mualaf. Selain itu panitia juga menyerahkan santunan kepada 15 anak yatim setempat.

“Sunat masal ini akan diadakan setiap tahun, di samping faktor ekonomi sebagian besar ekonomi lemah, serta menjadi salah satu program Dai Perbatasan,” ucap Herman.

Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, menepung-tawari anak-anak tersebut, sebelum dikhitan. Pada kesempatan itu bupati mengatakan, kegiatan khitanan bukan untuk berfoya-foya, namun merupakan tugas mulia di sisi Allah SWT.

“Mereka sudah berkeyakinan bahwa Islam lah agama yang sempurna. Islam agama yang Rahmatan lil alamin. Ajarkanlah sholat dan mengaji, dan bekali ilmu agama kepada saudara kita yang mualaf,” pinta Bupati Dulmusrid. (Arief)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER