Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh menyebutkan, sejak Juni hingga Oktober 2022 sebanyak 29 anak menderita gagal ginjal akut di Aceh.
Ketua IDAI Cabang Aceh, Syafruddin Haris saat konferensi pers di Kantor IdI Aceh, Banda Aceh, Minggu (23/10/2022) menyebutkan, awalnya ada 31 yang gagal ginjal, tapi tidak semua diketahui penyebabnya. Jadi ada 26 pasien yang sudah terverifikasi bahwa benar-benar gagal ginjal akut dan kemarin ada tiga pasien lagi yang masuk.
Totalnya saat ini, lanjut Syafruddin, ada 29 anak gagal ginjal akut di Aceh. Adapun, penyebaran kasus gagal ginjal akut paling tinggi di Banda Aceh dan Aceh Tengah.
“Jumlah keseluruhan ada 29 pasien, yang paling banyak dari Banda Aceh, yaitu ada 12 pasien,” ucap Syafruddin.
Setelah Banda Aceh, lanjut Syafruddin, disusul oleh Kabupaten Aceh Tenggah dengan tiga pasien. Kemudian, dilanjutkan oleh Aceh Utara, Aceh Besar, Aceh Barat, Bireun, Abdya, Langsa dan Lhokseumawe masing-masing satu pasien.
Dari 29 anak yang mengalami gagal ginjal akut, yang terhitung sejak Juni-Oktober juga terjadi peningkatan kematian yang tinggi.
“Sampai saat ini ada 22 pasien yang meninggal,” tambahnya.
Walau demikian, hal yang tidak bisa dipungkiri, ada dua pasien yang tergolong parah, namun bisa diselamatkan. Salah satunya pasien yang berasal dari Kuta Alam, Banda Aceh.
Melihat banyaknya kasus gagal ginjal akut pada anak, dia mengharapkan kepada orangtua agar waspada terhadap beberapa gejala yang timbul pada anak. Diantaranya, terjadinya pengurangan jumlah urin atau bahkan tidak kencing sama sekali selama 8 jam.
“Itu mesti segera mendatangi pelayanan kesehatan terdekat. Supaya cepat mendapatkan perawatan,” jelasnya.
Di samping itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memberikan atau mengkonsumsi sirop terlebih dahulu. (*)