Sabtu, Juli 27, 2024
Google search engine
BerandaAcehDanil Akbar: Pemuda Aceh Harus Siap Hadapi Tantangan Indonesia Emas 2045

Danil Akbar: Pemuda Aceh Harus Siap Hadapi Tantangan Indonesia Emas 2045

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pemuda di Aceh diminta lebih kritis dan bangkit mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045.

Danil Akbar Taqwadin, Dosen Ilmu Politik pada FISIP UIN Ar-Raniry mengatakan, Indonesia akan menghadapi titik klimaks bonus demografi pada tahun 2045, di mana jumlah penduduk produktif mencapai 70 persen dari total populasi.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi bertajuk “Refleksi sumpah pemuda tantangan dan peran pemuda di tengah persoalan bangsa,” digelar Forum Kawal Kebijakan Publik Aceh, di Banda Aceh, Kamis (2/11/2023).

Menurutnya, kondisi tersebut dianggap sebagai masa keemasan Indonesia, karena pemerintah menargetkan untuk menjadi negara dengan pendapatan per kapita kelima terbesar di dunia, serta menurunkan tingkat kemiskinan hingga di bawah satu persen.

Menurut Danil yang juga yang juga Sekretaris DPD KNPI Aceh ini, bonus demografi juga membawa tantangan besar bagi pemuda Indonesia, khususnya bagi pemuda Aceh, ada tiga tantangan utama yang harus dihadapi oleh pemuda Aceh, yaitu persaingan di pasar kerja, pengaruh kecerdasan buatan (AI), dan arus kebebasan global.

“Persaingan di pasar kerja akan semakin ketat. Pemuda Aceh harus mampu bersaing dengan pemuda dari daerah lain, baik dalam hal kualifikasi, keterampilan, maupun inovasi. Pemuda Aceh harus menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, bukan hanya menjadi pencari kerja,” katanya.

Danil juga menekankan pentingnya mengantisipasi pengaruh kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih dan mampu menggantikan sebagian pekerjaan manusia.

“Pemuda Aceh dituntut untuk tidak hanya bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas, lebih cerdas daripada AI. Pemuda Aceh harus menjadi aktor utama pembangunan yang berbasis keadilan dan kesejahteraan, bukan hanya menjadi penonton atau korban dari perkembangan teknologi,” katanya.

Selain itu, ia juga mengingatkan pemuda Aceh untuk mewaspadai dampak negatif dari arus kebebasan global, terutama bagi generasi muda yang rentan terpengaruh.

“Dunia luar menawarkan berbagai macam kebebasan berekspresi dan gaya hidup, termasuk LGBT. Pemuda Aceh harus menjaga nilai-nilai agama dan budaya yang menjadi identitas daerah mereka. Pemuda Aceh harus menjadi teladan bagi generasi muda lainnya, bukan hanya menjadi pengikut atau peniru,” tegasnya.

Dia berharap bahwa pemuda Aceh dapat menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan semangat dan optimisme. Ia juga mengajak semua pihak untuk mendukung dan memberdayakan pemuda Aceh agar dapat berkontribusi bagi kemajuan Indonesia Emas 2045.

“Pemuda adalah aset berharga bagi bangsa ini. Pemuda Aceh harus siap menjadi pemimpin masa depan yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera,” tuturnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER