Medan — Setelah Senin kemarin seorang pasien dalam pengawasan (PDP) dilaporkan meninggal dunia di salah satu rumah sakit swasta di Medan, hari ini Selasa (31/3/2020), menyusul seorang lagi PDP meninggal dunia.
Pasien dalam status PDP yang berusia 35 tahun ini, juga meninggal di sebuah rumah sakit swasta di Medan, dan merupakan seorang pegawai honorer di kantor BNNP Sumatera Utara (Sumut) di Medan.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Sumatera Utara, dr.Aris Yudhariansyah, mengatakan, hasil rapid test PDP yang meninggal tersebut memang menunjukkan positif. Namun hasil pemeriksaan swab-nya, hingga kini belum turun, jadi belum bisa dipastikan apakah PDP positif atau sebaliknya.
Tapi menurut dr.Aris, yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut itu, biasanya hasil pemeriksaan rapid test hasilnya akan sama seperti pemeriksaan swab di laboratorium.
Korban, kata Aris, tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau luar kota. Ada kemungkinan korban terinfeksi virus Corona di Kota Medan. Pasien PDP tersebut sempat dirawat selama 4 hari di rumah sakit karena keluhan demam dan sesak napas.
Setelah salah seorang pegawai honorer meninggal dalam status PDP, banyak pegawai BNNP Sumatera Utara, melakukan pemeriksaan medis di Dinas Kesehatan Sumut di Medan.
Sehari sebelumnya, Senin (30/3/2020), seorang pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dilaporkan meninggal dunia di salah satu rumah sakit swasta di Medan, Senin (30/3/2020). Pasien ini meninggal saat masih berada di UGD rumah sakit tersebut.
Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah, yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut, membenarkan seorang pasien PDP meninggal dunia di UGD salah satu rumah sakit swasta di Medan.
“PDP memang baru masuk dan meninggal saat masih di UGD,” ujarnya.
Dengan demikian, dalam dua hari ini, tercatat di Medan ada dua pasien dengan status PDP yang meninggal dunia. Meski sampai hari ini hasil test swab-nya belum keluar, apakah hasilnya positif atau negatif, namun telah menimbulkan kecemasan yang tinggi di kalangan warga kota Medan. (sulaiman achmad)
