Banda Aceh (Waspada Aceh) – Meski pelaksanaan PON Papua ditunda hingga 2021, kesiapan atlet panahan Aceh tetap konsisten. Para atlet serius menjalani pemusatan latihan daerah (Pelatda) yang diprogramkan KONI Aceh.
Seperti yang terpantau Jumat kemarin (8/5/2020), para atlet tampak tetap serius berlatih, kendati pun situasi pandemi COVID-19 belum mereda, ditambah lagi dalam suasana puasa Ramadhan.
Hasil seleksi Pra PON Jakarta, disebutkan Aceh panahan Aceh meloloskan delapan atlet yang saat ini menjalani Pelatda PON. Mereka adalah Dhia Rahmat, Nuzul Puji Rama dan M. Farhan di devisi recurve putra. Lilis Safriana (devisi recurve putri), M. Mondir (devisi compound putra), Munawarah (devisi compound putri), Fahrul Azmi (devisi nasional putra) dan M. Iqbal (devisi nasional putra).
“Selepas Pra PON, Pengprov Perpani Aceh langsung membuat Pelatda mereka (para atlet). Pemusatan latihan tersebut berlangsung Oktober, November 2019 dan Januari 2020. Mulai Februari 2020 hingga sekarang mereka mendapat Pelatda dari KONI Aceh,” kata Ketum Perpani Aceh, Nyak Amir, yang doktor olahraga itu.
Tetap Perhatikan Protokol COVID-19
Dijelaskannya, para atlet dalam menjalani latihan selama ini tetap mengikuti protokol kesehatan cegah COVID-19. “Selama pandemi, kita instruksikan pelatihan harus mengikuti protokol yang telah ditetapkan pemerintah, yakni mengatur jarak, hindari kerumunan (keramaian), menggunakan hand sanitizer dan masker,” ujarnya.
Kecuali pemusatan latihan delapan atlet PON Aceh, sebut doktor bidang olahraga ini, selama pandemi virus Corona semua kegiatan panahan harus ditunda sesuai surat PB Perpani.
“Alhamdulillah, selama masa pandemi ini atlet tetap latihan. Sesuai instruksi KONI Aceh, para atlet sempat latihan di rumah masing-masing dan di tempat penginapan selama sebulan, 17 Maret – 17 April 2020.”
Nyak Amir menyebutkan, sejak 18 April 2020 atlet berlatih kembali di lapangan panahan bantaran Sungai Lamnyong, Lamreung, Aceh Besar, dengan durasi latihan 5 – 6 jam perhari, selama enam hari. “Sekarang di bulan Ramadhan mereka terus berlatih dan durasinya dikurangi, hanya 3-4 jam perhari,” katanya.
Kata dia, lapangan Perpani Aceh juga ada di Komplek Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh. Namun selama masa pencegahan wabah Corona, komplek tersebut tidak boleh ada aktivitas.
Istirahat Tidak lebih 48 Jam
Menurutnya, meskipun para atlet tetap berlatih di tengah ancaman pandemi virus Corona, hasil dan kemajuan yang dicapai tetap dievaluasi. “Kita terus evaluasi, karena setiap minggu atlet melakukan scoring bersama untuk melihat kemajuan. Terus kita perbaiki baik dari sisi fisik, teknik, taktik dan mental,” jelasnya.
“Kita sangat menjaga atlet, walaupun situasi pandemi COVID-19, istirahat berlatih tidak boleh melebihi 48 jam, karena akan terjadi penurunan kemajuan yang telah dicapai,” ujarnya.
Berdasar prestasi semi final di Pra PON, delapan atlet panahan Aceh yang dipersiapkan ke PON Papua tersebut masuk kategori I, yang mendapatkan pembinaan melalui Pelatda desentralisasi dua bulan dan sentralisasi enam bulan yang dibiayai KONI Aceh.
Saat ini atlet panahan dan atlet sembilan cabang olahraga lainnya, telah memasuki Pelatda Sentralisasi yang diresmikan Ketua Umum KONI Aceh, Muzakir Manaf bertempat di aula rapat KONI Aceh, 16 April 2020.
Cabang panahan yang meraih satu emas, satu perak dan dua medali perunggu pada PON XIX/2016 Jawa Barat, tetap menjadi andalan Aceh di PON Papua.
Sementara itu dengan alasan kondisi dan situasi pandemi wabah COVID-19, sesuai keputusan Presiden RI Joko Widodo, bahwa pelaksanaan PON XX/2020 di Papua yang semula dijadwalkan Oktober 2020, diundur Oktober 2021. (ria)