Minggu, September 8, 2024
BerandaCorona Semakin Mengkhawatirkan, ODP di Aceh Capai 204 Orang

Corona Semakin Mengkhawatirkan, ODP di Aceh Capai 204 Orang

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Juru Bicara Pemerintah Aceh untuk COVID-19, Saifullah Abdulgani atau SAG, menjelaskan, jumlah ODP meningkat dari 84 orang pada pukul 10.00 WIB Sabtu (21/3/2020) menjadi 97 orang pada pukul 17.00 WIB. Kemudian bertambah lagi menjadi 204 orang, pada hari Minggu (22/3/2020), pukul 17.00 WIB.

Penambahan itu karena banyak orang yang baru pulang dari daerah penularan lokal, seperti Jakarta, Bandung, dan bahkan ada yang pulang dari luar negeri. Mereka hanya ODP, bukan PDP, dan sama sekali belum termasuk COVID-19, kata SAG melalui siaran persnya, Minggu (22/3/2020).

Sementara jumlah PDP yang masih dirawat di RSUZA sebanyak empat orang dan satu lainnya dirawat di RSUD Cut Meutia Lhokseumawe. Mereka dirawat karena memenuhi kriteria status PDP, dan bukan berarti penderita COVID-19.

“Belum ada satu pun yang positif penderita COVID-19 di Aceh,” tegas SAG.

Pasien asal Sabang Tak Terkait Corona

Pada kesempatan itu SAG menjelaskan, seorang pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidan (RSUDZA) Banda Aceh dari Kota Sabang, dan sempat beredar di medsos, bukan penderita atau terpapar virus Corona.

Setelah mendapat perawatan di RSUDZA, Pasien tersebut sudah diperbolehkan pulang oleh tim dokter ahli yang menanganinya, kata SAG.

SAG menjelaskan kronologi pasien berinisial RP, 29, dari Sabang, yang awalnya merasa agak pusing, batuk, dan gatal bagian tenggorokannya. Setelah dirujuk ke RSUZA Banda Aceh, pasien diketahui memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta dan Bandung baru-baru ini.

“Pasien RP sudah diperbolehkan pulang karena secara medis tidak ada indikasi yang mengarah ke COVID-19,” kata SAG mengutip laporan RSUZA Banda Aceh.

Jubir Pemerintah Aceh ini menyayangkan data rinci pasien RP itu sempat beredar di medsos melalui WA, karena dalam protokol penanganan orang dalam pantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) hal tersebut tidak dibenarkan.

Jubir COVID-19 Aceh ini mengimbau petugas kesehatan, keluarga, kerabat, dan masyarakat, agar lain kali menahan diri dan tidak mengedarkan informasi apa pun tentang ODP atau PDP, kecuali dari sumber resmi pemerintah.

“Mohon bersabar dan menunggu informasi yang dikeluarkan oleh petugas yang berwenang,” harapnya.

Bila ada keluarga, tetangga, kerabat, atau mengetahui ada yang demam, batuk, atau sakit kepala, jangan langsung dicurigai COVID-19. Hanya dokter ahli yang memiliki otoritas menjelaskan COVID-19 atau bukan.

“Jangan bikin heboh sehingga data pasien tersebar,” pintanya. (Ria)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER