Banda Aceh (Waspada Aceh) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan situasi darurat global terkait penyebaran virus corona yang mematikan dari China. Kabar sementara, virus itu telah merenggut nyawa sedikitnya 170 orang dan dipastikan telah menyebar ke 15 negara dunia.
“Dari pantauan, ilmuwan telah memproyeksi Indonesia berpotensi terkena wabah corona ini,” kata Ketua Komisi V DPRA, M.Rizal Falevi Kirani, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/1/2020).
Menyahuti WHO, lanjutnya, secara khusus Aceh sebagai salah satu provinsi Indonesia yang harus menyiapkan diri dari segala kemungkinan terjangkitnya virus tersebut.
Karenanya, Falevi meminta Pemerintah Aceh melalui pejabat terkait harus lebih serius menyikapinya.
“Perlu mempersiapkan semua kebutuhan peralatan penanganan dan pencegahan secara komprehensif,” kata dia.
Desakan itu ia sampaikan, lantaran peralatan medis di Aceh belum optimal untuk menangani wabah corona yang mematikan.
“Karena RS belum ada alat yang dibutuhkan khusus untuk wabah ini,” sahutnya.
Kendati demikian, Falevi menyambut baik itikad pemerintah pusat yang disampaikan Kementerian Luar Negeri, yang sudah menyiapkan tempat karantina dengan pelengkapan medis yang sesuai SOP penanganan wabah corona, di Jakarta.
“Itu penting bagi mahasiswa Aceh yang baru saja dipulangkan di Wuhan, tempo hari,” ucap Falevi.
Tak kalah penting juga, Pemerintah Aceh meneruskan peringatan global WHO harus kepada masyarakat Aceh. Itu diikuti dengan upaya preventif secara masif.
Selain itu, Falevi menggarisbawahi, pihak otoritas perlu mencegah konflik SARA yang bisa saja digunakan pihak lain terhadap WNA yang berada di Aceh, terutama WNA dari China.
“Tragedi virus corona ini merupakan isu global yang amat serius. Jangan sampai tergiring kepada isu sosial dan konflik SARA, tentunya dengan memberikan edukasi yang baik dan masif dari kasus corona ini,” pungkasnya. (Fuadi)