Minggu, September 15, 2024
BerandaChina Tangkap Jurnalis Perempuan yang Bekerja untuk Bloomberg

China Tangkap Jurnalis Perempuan yang Bekerja untuk Bloomberg

Jakarta – Otoritas keamanan China telah menahan Haze Fan, seorang jurnalis yang bekerja untuk biro Bloomberg News di Beijing. Jurnalis perempuan ini dicurigai oleh pemerintah China, telah membahayakan keamanan nasional.

Fan terakhir kali menghubungi salah satu editornya sekitar pukul 11:30 waktu setempat pada hari Senin. Tak lama kemudian, dia terlihat dikawal dari gedung apartemennya oleh petugas keamanan berpakaian preman.

Sebagaimana dikutip dari bloomberg.com, selama empat hari sejak menghilang, Bloomberg telah mencari informasi tentang keberadaan Fan dari pemerintah China dan kedutaan China di Washington, DC. Keluarganya diberitahu dalam waktu 24 jam.

Bloomberg LP, induk dari Bloomberg News, pada hari Kamis menerima konfirmasi bahwa Fan ditahan karena dicurigai berpartisipasi dalam kegiatan yang membahayakan keamanan nasional.

“Kami sangat prihatin padanya, dan telah secara aktif berbicara dengan otoritas China untuk lebih memahami situasinya. Kami terus melakukan segala yang kami bisa untuk mendukungnya sementara kami mencari lebih banyak informasi,” kata juru bicara Bloomberg.

Fan, seorang warga negara Tiongkok, mulai bekerja untuk Bloomberg pada tahun 2017 dan sebelumnya bekerja di CNBC, CBS News, Al Jazeera dan Thomson Reuters. Warga negara Tiongkok hanya dapat bekerja sebagai asisten berita untuk biro berita asing di Tiongkok dan tidak diizinkan untuk melakukan pelaporan independen.

“Fan telah ditahan oleh Biro Keamanan Nasional Beijing sesuai dengan hukum Tiongkok karena dicurigai terlibat dalam kegiatan kriminal yang membahayakan keamanan nasional. Kasus ini sedang diselidiki. Hak-hak Fan sepenuhnya diberikan, dan keluarganya telah diberitahu,” kata pihak berwenang China.

Kelompok jurnalis yang bekerja untuk media asing di China menyatakan prihatin dengan penangkapan Fan.

Sebelumnya, pada Agustus 2020, pihak berwenang China juga dilaporkan menahan seorang jurnalis, warga Australia yang bekerja sebagai pembawa berita televisi di China, kata Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, melalui pernyataan, Senin (31/8/2020).

Cheng Lei, warga negara Australia yang bekerja untuk saluran internasional televisi pemerintah China, CGTN, di Beijing, sudah ditahan selama dua minggu, bunyi pernyataan itu.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa pemerintah Australia menerima pemberitahuan resmi dari otoritas China tentang penahanan Cheng pada 14 Agustus 2020.

Sedangkan pada September 2020, surat kabar Amerika Serikat (AS) mengatakan salah satu jurnalis mereka diusir dan sempat ditahan di wilayah Inner Mongolia, China. Insiden ini terjadi ketika jurnalis the Los Angeles Times meliput ketegangan di wilayah tersebut.

Dalam berita yang dipublikasikan  the Los Angeles Times, Jumat (4/9/2020), melaporkan jurnalis mereka diinterogasi di kantor polisi.

Dalam laporannya,  the Los Angeles Times menyebut leher jurnalis mereka dicekik lalu dimasukan ke dalam sel. Jurnalis tersebut sempat ditahan selama empat jam sebelum dipaksa meninggalkan wilayah China utara itu. (**)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER