Sigli (Waspada Aceh) – Kapolres Pidie, AKBP Andy Nugraha Setiawan Siregar SIK, bersama Dandim 0102 Pidie, Letkol Arm Wagino dan Wabup Pidie, Fadhlullah TM Daud, memimpin langsung pengamanan di tapal batas antara gampong (desa-red) Ujong Pie dan Sagoe, Kecamatan Muara Tiga. Sabtu (20/10/2018).
Pengamanan tersebut dilakukan untuk menghidari terjadinya bentrok massa, antara warga Gampong (desa-red) Ujong Pie dengan warga Gampong Sagoe, yang terjadi akhir-akhir ini.
Sejak beberapa bulan terakhir, warga kedua desa bertetangga tersebut sedang mengalami krisis kepercayaan akibat sengketa tapal batas tanah untuk pembangunan sarana olahraga, berupa lapangan sepakbola.
Kapolres Pidie, AKBP Andy Nugraha Siregar, ditemui Waspadaaceh.com di lokasi, mengungkapkan ketegangan massa dari kedua desa itu, sempat terjadi, Jumat (19/10/2010), sekira pukul 23:00 WIB.
Massa dari kedua gampong tersebut dengan membawa senjata tajam dan batu nyaris bentrok. Namun insiden itu segera diketahui sehingga sempat dilerai oleh aparat keamanan gambungan TNI/Polri.
”Pada malam itu kami sempat menghalau massa dari warga kedua gampong tersebut, dengan tembakan ke udara. Itu kami lakukan karena kedua massa sudah membawa senjata tajam dan saling lempar dengan batu,” kata AKBP Andy.
Selanjutnya Sabtu (20/10/2018) kedua massa dari dua desa kembali berulah dengan melakukan lemparan batu dan membawa senjata tajam. Namun aksi bentrok warga tersebut kembali dapat diamankan oleh aparat dengan melepaskan tembakan ke udara, untuk menghalau warga yang bertikai.
“Semenatara ini kondisi di perbatasan gampong sudah mulai aman dan dapat kita kendalikan. Sebanyak satu SSK Brimob dan satu pleton prajurit TNI serta Sabara Polres Pidie kita tugaskan di perbatasan gampong,” ungkap AKBP Andy.
Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM Daud, mengungkapkan saat ini sedang berlangsung upaya negosiasi antar tokoh masyarakat setempat. Beberapa waktu lalu, kata Fadhlullah, Pemkab Pidie sudah melakukan upaya penyelesaian tapal batas antara Gampong Ujong Pie dan Sagoe.
Berdasarkan kesepakatan dari rapat awal di kantor Bupati Pidie, beberapa waktu lalu itu lahir dua opsi. Yakni, opsi pertama tanah tersebut dibagi dua.
Kemudian, jika opsi pertama tidak disetuju keduabelah pihak, maka opsi kedua tanah tersebut akan diambil alih menjadi milik Pemkab Pidie, yang nantinya dijadikan lahan untuk kepentingan umum.
Tanah tersebut luasnya sekitar 15.000 meter, rencananya akan digunakan warga untuk sarana olahraga. Dan itu sudah final,” katanya. (b10).