Ke depan pastinya, Presiden Prabowo akan mengevaluasi PSN (Proyek Strategis Nasional) dan seluruh kebijakan dari pemimpin sebelumnya.
Oleh: Dr. Syahganda Nainggolan
Brigadir Jenderal Harry Indarto, TNI Angkatan Laut, bergerak cepat ke pantai Utara Banten bersama 600 marinir, pasukan katak, pasukan penyelam bawah laut serta melibatkan rakyat Banten membongkar pagar laut ilegal di sana.
Sebelumnya pagar ini sudah berbulan-bulan berdiri megah di kawasan itu, tanpa ada seorang pun yang berani merubuhkannya.
Dalam keterangannya di media, Harry mengatakan bahwa gerakan membongkar pagar laut adalah respon cepat mematuhi perintah Presiden RI Prabowo Subianto melalui Kepala Staf TNI AL. Selain itu dia menegaskan bahwa TNI bersama rakyat, sepenuhnya untuk rakyat.
Rakyat Banten yang selama ini menderita dalam tekanan penjahat oligarki dan ulama penghisap darah rakyat serta aparat negara yang tunduk pada cukong, sekarang telah “terbebaskan”. Di tangan Prabowo Subianto pembebasan tanah rakyat Banten telah di mulai.
Hari ini dimulai pencabutan pagar laut secara bertahap. Ke depan pastinya, Presiden Prabowo akan mengevaluasi PSN (Proyek Strategis Nasional) dan seluruh kebijakan dari pemimpin sebelumnya.
Pembebasan tanah-tanah di Banten dan nantinya pantai Utara Jawa diharapkan mempunyai pola yang sama. Ini adalah tanda kemenangan Bangsa Indonesia setelah ratusan tahun lalu Sultan Agung gagal menyerang Kompeni di Batavia.
Tentu saja banyak pihak yang selama ini sangsi terhadap Prabowo Subianto, apakah mampu mengkoreksi kebijakan pemimpin masa lalu, di mana dia ada di dalamnya?
Pembaca sejarah harusnya tahu bahwa perubahan besar banyak terjadi karena revolusi, tapi banyak juga karena evolusi dipercepat dari dalam.
Tuan Gorbachev di Uni Soviet/Rusia di era lalu menghancurkan komunisme dari dalam, bahkan ketika dia menjadi presiden. Tuan Deng Xiaoping menghancurkan Komunisme Ortodoks di China juga ketika dia berkuasa.
Tuan Napoleon Bonaparte mengubah negara sebebas-bebasnya menjadi negara konstitusional dan terbimbing, ketika dia berkuasa. Padahal dia ikut dalam Revolusi Prancis itu. Banyak contoh lainnya.
Said Didu, pejuang utama pembebasan rakyat Banten bersama LBH Muhammadiyah, KSPSI Jumhur, AGRA dan Haji Embay Mulya Syarif, Ketua Umum Mathla’ul Anwar, dll, tentu menunggu terus tanpa lelah gerakan tentara hari ini.
Memang mereka bersama lainnya telah berbulan-bulan menyuarakan protes atas keangkuhan oligarki yang ingin meng-kavling laut dan tanah-tanah Banten seluas 100.000 Ha. Mereka hampir frustasi, karena kekuatan oligarki itu diprediksi selama ini mengontrol negara, termasuk kekuatan aparatur.
Mengapa Prabowo Menggerakkan Tentara?
Menggerakkan tentara dalam teori bernegara adalah sebuah langkah ketika melihat suatu ancaman bersifat besar dan mengguncang pertahanan, bukan lagi sekadar keamanan.
Sudah beberapa kali elemen negara, seperti kementerian berusaha menggusur pagar laut tersebut, tapi cuma berhasil melakukan penyegelan. Artinya penguasa pagar itu begitu kuat dan “sakti”.
Bahkan banyak ulama mulai bersuara membela pemilik pagar itu. Ulama-ulama seperti ini dulu dimasukkan sebagai salah satu “Setan Desa”. Jadi ketika elemen sipil gagal, hari ini Prabowo Subianto menggerakkan tentaranya.
Orang-orang seperti Said Didu mungkin takut Prabowo Subianto sudah terlalu tua sehingga mungkin lambat bergerak. Sesungguhnya perjuangan Said Didu relatif lama karena berbulan-bulan gerakannya berada di era kekuasaan para koruptor.
Sebaliknya, Prabowo belum 100 hari atau bahkan belum 3 bulan berkuasa sudah memberikan kepastian adanya negara hadir di hati rakyat. Prabowo meski menua bukanlah lamban. Prabowo seperti juga Jenderal Soedirman, meskipun ditandu, tetap bergerak dinamis.
Keberhasilan paling hebat dari Prabowo hari ini adalah pernyataan Brigjen TNI Harry Indarto bahwa TNI bersama rakyat. Ini adalah pernyataan Jenderal Soedirman di era perjuangan melawan Kolonial Belanda yang menyerang Indonesia setelah merdeka.
Hari ini adalah hari Tentara Bersama Rakyat menggema kembali di tanah air kita.
Pagar laut sebagai simbol keangkuhan oligarki busuk mulai dihancurkan. Kita tidak perlu khawatir dengan delivery janji janji Prabowo untuk rakyat. Bahkan ketika semua orang frustasi karena oligarki begitu kuatnya menguasai negara, Prabowo mengatakan itu hal-hal kecil saja.
Dalam pidatonya di acara Sabang Merauke Circle, seminggu lalu, Profesor Sufmi Dasco Ahmad, sebagai tangan kanan Prabowo, menyetir bahwa urusan evaluasi PSN, urusan mengambil alih 3,3 juta Ha, lahan sawit ilegal, urusan menertibkan jajaran aparat yang korup adalah hal-hal kecil bagi Prabowo.
Kalau mengalahkan kekuasaan oligarki rakus adalah kecil buat Prabowo, maka kita harus yakin kemakmuran rakyat itu akan segera terwujud. Mulai hari ini Prabowo bersama tentara rakyat menunjukkan taring. Kita harus berdoa untuk Prabowo dan tentara agar mereka kuat selalu.
Semoga setelah pembebasan Rakyat Indonesia dari cengkraman oligarki, Prabowo dapat memimpin pembebasan Palestina. Insya Allah. (***)
Salam dari Lembang
- Penulis adalah aktivis dari Sabang Merauke Circle.