Calang (Waspada Aceh) – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Jaya, Nurdin, membuka secara resmi kegiatan sosialisasi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Kabupaten Aceh Jaya di Hotel Pantai Barat, Calang, Selasa (27/9/2022).
Dalam sambutannya, Pj Bupati Nurdin mengungkapkan, Kabupaten Aceh Jaya mempuyai berbagai macam potensi, baik di udara, darat dan laut. Menurutnya, potensi itu masih berdiri sendiri, maka harus saling berkerjasama membuat potensi tersebut dalam satu rantai produksi.
“Begitu halnya dengan kelapa sawit, kita punya potensi untuk membangun pabrik Crude Palm Oil (CPO),” lanjutnya.
Nurdin menambahkan, dengan adanya program peremajaan sawit rakyat tersebut diharapkan perekonomian masyarakat dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan program Presiden Joko Widodo dalam kaitannya dengan pemulihan ekonomi pasca COVID-19.
“Dengan program peremajaan sawit rakyat ini terbangun potensi potensi yang ada, sehingga potensi ekonomi di Aceh Jaya dapat dikolaborasilkan menjadi satu dan terintegrasi,” paparnya.
Nurdin juga menginstruksikan kepada Dinas Pertanian setempat untuk secara terus menerus membangun koordinasi dan mengkomunikasikan program PSR ini kepada masyarakat serta mengakomodir kelompok tani dan koperasi sesuai ketentuan yang berlaku.
“Kita mengharapkan masyarakat memanfaatkan program ini dengan baik serta invetarisir potensi yang ada di lingkungan masing masing supaya nantinya dapat kita masukkan dalam program peremajaan sawit rakyat yang akan datang,” ujarnya.
Terkait dengan kendala, Nurdin menuturkan yang dihadapi selama ini berupa faktor alam, seperti masuknya gajah merusak kebun penduduk.
“Upaya untuk mengatasinya, kita sudah meminta kepada Menteri Kehutanan agar dilakukan upaya komperhensif dalam penanganan gajah lewat konservasi gajah liar berbasis masyarakat. Proposalnya sudah kami sampaikan, dan kita mendapat dukungan dari Komunitas Gajah Indonesia dan BKSDA Aceh,” ujarnya.
“Dari sisi pengelolaan program peremajaan sawit rakyat ini, kami memimta untuk lebih transparan dan memberi akses kepada masyarakat berkaitan dengan wilayah yang digunakan untuk program, termasuk seperti apa perkembangannya maupun kendala yang dihadapi,” tutup Nurdin. (*)