Jumat, April 26, 2024
Google search engine
BerandaKuliner"Berselancar" di Padang, demi Secangkir Kopi Arabika

“Berselancar” di Padang, demi Secangkir Kopi Arabika

“Kopi di sini memang lebih strong, khususnya untuk espresso. Satu porsi espresso kami menggunakan 20 gram biji kopi arabika.”

Malam itu, tepatnya Kamis (7/2), tidak terlalu sulit bagi kami untuk menemukan tempat ngopi yang recommended di kota Padang. Soalnya, sejak sore hari, begitu turun dari pesawat, penulis langsung “berselancar” di google. Hanya beberapa menit menemukan nama kafe yang tentu saja masing-masing kafe menawarkan keunggulan untuk produk kopinya.

Selepas menikmati makan malam di sebuah restoran yang cukup ternama, Lamunan Ombak, penulis dan teman-teman langsung mengagendakan, minum kopi bareng. Tapi di mana” Belum sempat menunjukkan hasil pencarian dari google, langsung ada yang menjawab.”Di Jalan Mongonsidi ada pak, di sekitar depan museum Adiyawarman,” kata driver mobil rental yang kami tumpangi.

Malam telah menunjukkan pukul 21:00 Wib, langsung saja kami menuju ke kawasan Jl.Mongonsidi. “Itu dia kafenya, sudah kita lewati tadi,” seru rekan kami yang dari Banda Aceh, El Mohsa Ramadhan, pemilik Kantor Berita Aceh (KBA) One.

Para wartawan senior dari Banda Aceh, nyantai sambil minum kopi di Caffee Lalito Padang.

Kopi Arabika Spesial
Ini sesuai dengan keinginan kami, pikir penulis, begitu tiba di teras kafe tersebut. Caffee Lalito, begitu brand kafe ini. Melihat desain interior dan konsepnya, menambah keyakinan penulis bahwa inilah tempatnya. Apalagi begitu melihat sebuah mesin espresso buatan Itali, berwarna gelap, Rancillio.

Aroma kopi begitu kuat, saat penulis dan teman-teman masuk ke ruangan dalam, dan duduk di depan bar. Kebetulan, kafe ini menempatkan bar nya pada posisi sedikit di bagian depan, dekat pintu masuk. Konsep industial nya begitu menonjol.

Penulis berkesempatan ngobrol dengan Arthur Oyong, owner (pemilik) nya. “Sudah sekitar 3 tahun kita di bisnis ini. Kita menyediakan kopi espresso, americano, lattee dan lain-lain,” ujar Arthur, lelaki yang menggemari olah raga bulutangkis ini.

Arthur mengatakan, kafenya lebih mengutamakan produk kopi lokal. Kopi dari Solok, Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota dan Pasaman.

Caffee yang terkesan unik, meski ruangannya tidak terlalu lebar, begitu member kesan nyaman. Penyajian kopi di sini tidak hanya mengandalkan mesin espresso sekelas Rancillio, dengan doble group, tapi juga menawarkan manual brew.

“Kopi di sini memang lebih strong, khususnya untuk espresso. Satu porsi espresso kami menggunakan 20 gram biji kopi arabika,” ujar Zikri, barista kafe ini.

Malam itu, penulis dan teman-teman memang merasa “terpuaskan.” Tidak saja karena kopi nya pas, seperti yang dibayangkan, tapi juga karena penataan ruangan, konsep dan karena pelayanan sang barista dan pemiliknya. ###

 

Penulis: Maskur Abdullah

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER