Banda Aceh (Waspada Aceh) – Leumang bambu kuliner khas Aceh yang terbuat dari campuran beras ketan dan santan laris manis diburu oleh masyarakat Banda Aceh sebagian sajian idola untuk berbuka puasa di Ramadhan.
Murni (32), tampak sibuk melayani pembeli yang berdatangan. Ia memanfaatkan momen ini dengan menjual lemang di depan area Seramoe Krueng Aceh, bekas pasar Penayong Banda Aceh.
Warga asal Bereunen, Kabupaten Pidie ini biasanya menjajakan kacang dan jangung susu keju (Jasuke) di kawasan Setui Banda Aceh. Biasanya juga berjualan tebu di Jalan Garuda. Namun, di bulan Ramadhan ini, ia beralih fokus pada lemang, yang kerap diincar warga untuk menu berbuka.
Di gerobaknya, Murni menjual lemang ketan hitam dan putih yang dipotong-potong dengan harga Rp5.000 per potong. Selain lemang, ia juga menjual tape dan kue lupis dengan harga yang sama.
“Hari ke tujuh Ramadan ini, alhamdulillah penjualan lemang laku setiap hari. Banyak yang minat dengan lemang,” kata Murni, Senin (18/3/2024).
Menurut Murni, proses pembuatan lemang memang membutuhkan keahlian khusus, terutama dalam memasukkan daun pisang ke dalam bambu agar terbentuk sempurna menjadi lingkaran. Tanpa keterampilan yang memadai, daun pisang akan keriput dan tidak terbentuk dengan baik.
Setelah dimasak dalam bakaran bara api selama 8 jam, lemang menghasilkan wangi yang khas dan rasa yang gurih. Kemudian, lemang dipotong kecil-kecil dan siap disantap bersama selai srikaya
Ia mulai berjualan dari pukul 4.30 sore hingga magrib. Setelah itu, Murni akan melanjutkan berjualan jasuke setelah tarawih. “Seusai tarawih, tempat ini ramai orang,” tambahnya. (*)
