Jumat, April 26, 2024
Google search engine
BerandaPariwaraAyah Karimun di Mata Muhyan Yunan: Piawai Lobby Pusat, untuk Membangun Aceh

Ayah Karimun di Mata Muhyan Yunan: Piawai Lobby Pusat, untuk Membangun Aceh

Karimun Usman adalah sosok politisi Aceh yang cukup dikenal luas. Ayah Karimun, begitu panggilan akrab Karimun Usman, bukan hanya dikenal di kalangan politisi daerah dan nasional, tapi juga dikenal kalangan petinggi, mulai dari daerah hingga ke tingkat pusat.

Bahkan Presiden RI pun mengenal tokoh Aceh yang satu ini. Apalagi di jajaran para menteri, khususnya Menteri PU, karena Karimun Usman memang sejak tahun 1971 hingga 1999, sudah aktif mengurus Anggaran Pengairan se Indonesia.

Ketika terjun di politik, sebagai anggota DPR RI, Karimun Usman membidangi Pembangunan Insfrastruktur, urusan Pekerjaan Umum (PU) dan Perhubungan. Karimun Usman juga punya peran penting atas pembangunan Pelabuhan Uleule dan Pelabuhan Bebas Sabang ketika masih menjabat sebagai Anggota DPR RI.

Begitu besarnya peran Karimun Usman dalam pembangunan di Aceh, kiranya perlu diketahui masyarakat luas, khususnya rakyat Aceh. Berikut ini adalah pengakuan seorang tokoh Aceh, Muhyan Yunan, yang kesuksesan pekerjaannya juga pernah bersinggungan dengan Karimun Usman atau Ayah Karimun.

Ayah Karimun di Mata Muhyan Yunan

Pada  akhir tahun 1979 saya selesai kuliah di Fakultas Teknik Sipil Undip Semarang. Tahun 1980 tepatnya bulan Februari saya diterima bekerja di PROSIDA (Proyek Irigasi Bantuan Bank Dunia) Ditjen Pengairan Departemen PU Jakarta.

Saat itu saya menjadi  staf Perencanaan Proyek PROSIDA Pusat, sedangkan Ayah Karimun adalah salah seorang Staf Senior di Ditjen Pengairan Departemen PU Jakarta. Nama Karimun Usman sudah cukup dikenal di lingkungan Ditjen Pengairan, karena mudahnya dia bergaul.  Saat itu saya mengenal Ayah Karimun melalui seorang pimpinan dari PROSIDA, Rusman ME.

Bulan Juni 1980 saya pindah ke Ditjen Bina Marga Departemen PU, ditempatkan di proyek Peningkatan Jalan Aceh Barat Tengah berkedudukan di Sidikalang, untuk membangun Jalan Sidikalang – Tapaktuan.

Tahun 1983 saya diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Departemen PU, namun SK (Surat Keputusan) pengangkatan saya cukup lama tidak terbit. Atas bantuan Ayah Karimun, SK saya segera keluar yang diurus di Biro Kepegawaian. Mungkin Ayah Karimun tidak ingat lagi tentang cerita ini.

Setelah itu saya cukup lama hilang kontak dengan beliau karena saya terus bertugas di Aceh dan jarang ke Jakarta.

Tahun 1995, saya bertemu kembali Ayah Karimun saat saya menjadi Pimpro (Pimpinan Proyek) Rehabilitasi Jalan Propinsi Aceh. Atas bantuan  Ayah Karimun memperjuangkan penyelesaian Jalan Sukarno Hatta, Banda Aceh, yang cukup lama terbengkalai dan jalan tembus Simpang Surabaya – Jalan Sukarno Hatta, Alhamdulillah Departemen PU mengucurkan dana APBN untuk jalan itu dan selesai dibangun dalam 2 tahun anggaran.

Kiprahnya Memperjuangkan Aceh

Kita ingat Jalan LADIA GALASKA (Lautan Hindia – Gayo Alas Selat Malaka), suatu ruas jalan yang membentang dari Meulaboh – Jeuram – Beutong Ateuh – Takengon – Blang Kejeren – Lokop dan Peunaron, yaitu ruas jalan untuk membuka isolasi daerah Aceh.

Ketika Jalan LADIA GALASKA tahun 2002 digagas oleh Gubernur Aceh, Abdulllah Puteh, saya dipercaya menjadi Kadis Bina Marga Provinsi Aceh. Ayah Karimun  yang saat itu Anggota DPR RI Komisi – V, yang berperan aktif memperjuangkan di Departemen PU, meyakinkan Menteri PU kala itu, Dr.Ir.Sunarno, agar jalan tersebut terealisasi. Tidak hanya itu, Ayah Karimun meyakinkan ibu Megawati yang saat itu Presiden RI, agar jalan tersebut dibangun karena  sangat dibutuhkan oleh masyarakat Aceh, terutama  di pedalaman.

Pembangunan jalan LADIA GALASKA ini mendapat tantangan yang cukup besar dari pihak LSM lingkungan. Berkat bantuan Ayah Karimun, jalan tersebut terealisasi dan selesai dibangun. Yaitu jalan  Meulaboh – Jeuram – Beutong Ateuh – Takengon – Blang Kejeren – Lokop dan Peueulak, sepanjang 550 Km.  Walaupun saat itu mendapat tantangan dari banyak pihak terutama LSM.

Tidak hanya jalan LADIA GALASKA, Ayah Karimun saat menjadi Anggota DPR RI Komisi – V, telah memperjuangkan pembangunan jalan dua jalur dari Banda Aceh ke Blang Bintang di Direktorat Jendral Bina Marga Departemen PU.  Saat ini jalan tersebut  dapat disaksikan keberadaannya.

Peran Ayah Karimun juga sangat besar dalam menggolkan lahan untuk kantor Bupati Bireuen, dengan luas tanah 4 Ha dan usahanya di Kementerian PU untuk membangun Jalan Lingkar Simeulu tahun 2003 dan Lapangan Terbang Benar Meriah tahun 2002.

Setelah Ayah Karimun tidak lagi di DPR RI, tahun 2008 beliau masih memperhatikan pembangunan di Aceh. Terbukti saat saya memperjuangkan agar dibangun jalan tembus dari Simpang – Ulee Kareng dan jembatan Pango tembus ke arah Lambaro, Ayah Karimun turut berperan sehingga dibantu oleh Direktorat Jendral Bina Marga Departemen PU. Ayah Karimun ikut membantu membicarakan dengan Ir. Joko Kirmanto, Menteri PU saat itu.

Seingat saya Ayah Karimun juga banyak memperjuangkan pembangunan bidang sumberdaya air di Aceh,  seperti Waduk Keuliling Aceh Besar yang merupakan waduk pertama di Aceh, Irigasi Arakundo, Irigasi Baro Raya di Pidie, Irigasi ALue Bei, Waduk Keureuto di Aceh Utara. Juga di wilayah Pantai Barat Aceh seperti Bendung Lhok Guci di Meulaboh yang diresmikan tahun 2003 oleh Alm Taufiq Kiemas, irigasi Jeuram, juga di Aceh Selatan seperti Bendung Gunong Pudong.

Di bidang pembangunan SDM, Ayah Karimun juga banyak membantu putra-putri Aceh menjadi pegawai negeri di Departemen PU dan juga memperjuangkan mendapat posisi penting di Lingkungan Departemen PU.

Saya tahu persis bagaimana peran tokoh fenomenal ini memperhatikan Nanggroe Aceh dengan caranya. Ayah Karimun tidak hanya  bekerja di bawah tanah tapi di atas permukaan pun karya beliau banyak terlihat.

Khusus untuk suksesi Bupati Aceh Selatan tahun 2018, kami punya kisah khusus dengan beliau. Saya dengan Fadilah Murfi sering bertemu di Jakarta dan Banda Aceh membicarakan untuk mendukung Azam. Beliau sebagai Ketua PDIP Aceh sangat setuju mengusung dan mendukung Azam.

Saat-saat genting, ada pihak yang waktu itu ingin agar PDI Perjuangan tidak mendukung Azam. Ayah Karimun kemudian tampil menyatakan tetap mendukung Azam dan akhirnya pada 4 Desember 2017, saya dengan Ayah Karimun, Add Azwir dan Fadhilah Murphi, menerima surat dukungan PDI Perjuangan mengusung Azam di kantor DPP Jalan Diponegoro Jakarta. Alhamdulillah AZAM sukses. Pilihan Ayah Karimun mendukung AZAM tentu sangat tepat.

Begitulah sekilas sosok Karimun Usman di mata Muhyan Yunan. Muhyan Yunan sendiri dikenal sebagai mantan pejabat di Pemerintahan Aceh yang sudah cukup senior. Muhyan pernah menjabat kepala dinas untuk beberapa dinas di Provinsi Aceh. (Adv)

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER