Senin, Mei 6, 2024
Google search engine
BerandaAcehAmal Hasan: Pemerintah Lokal Perlu Terlibat Menata Kembali Jejak Petani Garam Lueng...

Amal Hasan: Pemerintah Lokal Perlu Terlibat Menata Kembali Jejak Petani Garam Lueng Gayo

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Ikatan Keluarga Aceh Jaya, Amal Hasan, mengatakan perlu intervensi lokal untuk menatap atau melestarikan usaha masyarakat petani garam tradisional, terutama di kawasan Desa Lueng Gayo yang kini terabaikan.

Hal itu disampaikan Amal Hasan, ketika berkunjung dan melakukan silaturrahmi dengan masyarakat dan perangkat Desa Lueng Gayo Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya, Sabtu (23/9/2023).

Saat itu dia merasa sangat prihatin dengan nasib para petani garam tradisional di Desa Lueng Gayo, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, yang selama ini menggantungkan hidupnya secara turun-temurun. Kondisi usaha masyarakat pesisir di sepanjang garis pantai Desa Lueng Gayo ini seperti terabaikan dan nyaris tanpa sentuhan atau pembinaan dalam bentuk apapun dari pemerintah.

Kondisi seperti ini, kata Amal Hasan, dikhawatirkan akan membuat ekonomi masyarakat setempat khususnya petani garam tradisional semakin terpuruk dan jejak sejarah budidaya garam di kawasan tersebut akan punah oleh waktu.

Tokoh muda Aceh Jaya ini mengatakan jejak usaha masyarakat petani garam tradisional di kawasan Desa Lueng Gayo, Kecamatan Teunom, jangan sampai hilang dan musnah oleh waktu karena tidak adanya kepedulian pemerintah dan pemangku kepentingan di Aceh Jaya untuk membina masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari usaha budidaya garam ini.

“Kalau kita melihat Sumber Daya Alam (SDA) pesisir pantai Desa Lueng Gayo ini bahan baku untuk produksi garam sangat mudah didapat dan dapat dieksplorasi oleh siapapun tanpa membutuhkan teknologi, modal serta infrastruktur yang terlalu rumit. Sektor ini punya prospek yang cukup bagus untuk dikembangkan dan bisa menampung tenaga kerja tradisional dalam skala besar,” kata Amal.

Amal Hasan menambahkan dengan letak geografis daerah berada di sepanjang garis pantai, sektor bisnis kelautan ini perlu diperkaya melalui pengembangan berbagai segmen usaha yang bisa melibatkan masyarakat dalam skala besar. Menurutnya, potensi ekonomi dari produksi garam rakyat ini masih cukup besar dan sangat menjanjikan.

Kata dia, berdasarkan data yang dirilis dinas kelautan dan perikanan, produksi garam di Aceh mencapai 11.000 ton/tahun dan ini hanya mencukupi kebutuhan konsumsi lokal yang berkisar di angka 10.000 ton/tahun. Sementara Kabupaten Aceh Jaya belum termasuk sebagai salah satu wilayah penghasil garam, padahal hampir sepanjang wilayah garis pantai Aceh Jaya (kurang lebih 265 kilometer) memiliki sumber bahan baku produksi garam yang sangat mudah diakses.

Selain itu, kata Amal Hasan, dampak multiplier terhadap ekonomi masyarakat juga sangat signifikan dengan asumsi harga garam rebus eceran sekitar Rp5.000 per kilogram. Menurutnya, dengan harga segitu, dapat mendongkrak perputaran ekonomi dari produksi garam tradisional mencapai Rp55 miliar per tahun.

Konon lagi kalau produksi garam ini dimodernisasi dengan teknologi baru, maka dia sangat yakin dapat menjadikan Aceh Jaya sebagai salah satu sentra produksi garam bisa segera diwujudkan.

“Kita harus mampu mengubah paradigma berpikir masyarakat dari petani garam menjadi pengusaha garam. Ketika usaha garam ini mampu diproduksi dalam skala jumlah besar secara kontinyu maka garam produksi Aceh Jaya bisa disupply keluar daerah karena secara nasional negara kita juga masih impor garam, dan suatu saat nanti garam kita bisa menjadi komoditas ekspor,” Kata Amal Hasan, tokoh muda Aceh Jaya yang kini aktif sebagai pengamat ekonomi dan perbankan.

Amal Hasan menambahkan untuk melestarikan usaha masyarakat petani garam tradisional di Aceh Jaya terutama di kawasan Desa Lueng Gayo ini, menurutnya tidak perlu harus menunggu investor datang. Hanya saja butuh intervensi lokal dari pemerintah daerah melalui dinas terkait secara terintegrasi untuk mengalokasikan sejumlah anggaran.

“Selain anggaran, program pembinaan penyuluhan secara berkelanjutan juga sangat diperlukan agar usaha masyarakat ini mampu menjadi salah satu pondasi ekonomi masyarakat dan produksi garam Lueng Gayo bisa menjadi salah satu produk andalan dari Kabupaten Aceh Jaya kedepan,” tuup Amal Hasan yang juga Ketua Ikafensy USK dan Ketua Perhumas Aceh dan Mantan Direksi Bank Aceh ini. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER