Kamis, Mei 2, 2024
Google search engine
BerandaNasionalAlibata, Inovasi Unggulan Bener Meriah dalam Percepatan Penurunan Stunting

Alibata, Inovasi Unggulan Bener Meriah dalam Percepatan Penurunan Stunting

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pelaksana Tugas Bupati Bener Meriah, Provinsi Aceh, Haili Yoga, memaparkan dan mengenalkan program Alibata (anak lahir bidan beri akta, kartu kesehatan, dan KIA), sebagai inovasi unggulan percepatan penurunan stunting di daerah penghasil kopi Arabika terbaik.

Inovasi unggulan itu diangkat Haili Yoga pada kegiatan Pendampingan dan Orientasi Pengelola Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan
(PENTAS BKB HI Unggulan) yang dilaksanakan di Kabupaten Bener Meriah, Kamis, (31/8/2023).

Kegiatan yang dibuka secara virtual oleh Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti dihadiri secara virtual di Jakarta oleh Asisten Bupati Ciamis Herdiat Sunarya.

Serta Kepala Desa Buniseuri Rusmana, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN Irma Ardiana, dan Plt Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Husni Thamrin.

Hadir Forkapimda, Sekretaris Daerah Kabupaten, Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera/Pembangunan Keluarga BKKBN Perwakilan BKKBN Aceh Faridah, Kepala OPD KB, Reje, Kepala Desa Rembele, Suhailu, dan penyuluh/kader KB, bidan, dan PKK.

“Kita memiliki beragam inovasi yang telah kita lahirkan yang sangat berkaitan dengan layanan-layanan dalam program bina keluarga balita atau BKB, yaitu program Alibata, program kerja sama dengan BPJS dan Dinas Kependudukan. Begitu anak lahir telah kita berikan akte kelahiran dan kartu BPJS,” kata Haili Yoga.

Artinya, kata Pj. Bupati Bener Meriah itu, kesehatan anak sudah ditanggung oleh pemerintah.

“Nah, ini yang kami lakukan dan hari ini sudah mencapai 99 persen. Di Bener Meriah anak yang lahir itu langsung mendapatkan kartu BPJS dan identitas anak, akte kelahiran dan kartu anak. Ini semua sudah dilakukan di 10 kecamatan dan 232 desa,” katanya lagi.

Menurut Haili Yoga, karya inilah yang sampai saat ini sudah memberikan pengaruh sangat berarti, khususnya bagi kaum perempuan dan anak. Juga telah memberikan kontribusi yang begitu besar terhadap program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bener Meriah.

Selain Alibata, keterlibatan orang tua dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), kata Pj. Bupati Bener Meriah, sangat penting dilaksanakan. Para kader BKB juga bertugas untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua, agar mampu menerapkan kelas pengasuhan diri rumah untuk memenuhi kebutuhan esensial anak usia 0-23 bulan.

“imbauan ini sudah kami sampaikan dalam setiap kesempatan kepada seluruh masyarakat Bener Meriah. Terutama kepada Calon Pengantin. Sehingga masyarakat paham tentang pentingnya kualitas tumbuh kembang anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan,” ujar mantan sekda kabupaten bener meriah.

terkait, program bina keluarga balita holistik integratif unggulan (BKB HIU), ia mengatakan, bahwa BKB HIU adalah wujud nyata implementasi dari penyelenggaraan kelas pengasuhan orangtua.

Program ini dapat mendukung percepatan penurunan stunting melalui penyediaan data, seperti ibu hamil, keluarga dengan anak usia 0-23 bulan, dan lainnya. Data yang dihasilkan terintegrasi antar pihak-pihak terkait.

Sebagai dasar hukum atau regulasi terkait kelompok BKB yang ada di Bener Meriah, jelas dia, pemerintah daerah juga sudah mengeluarkan Peraturan Bupati. Peraturan ini memuat kebijakan tentang anggaran untuk Kader Bina Keluarga Balita ke dalam anggaran desa.

“Artinya, Pemkab Bener Meriah sangat serius memerangi kasus stunting. Apalagi dengan komitmen dan dukungan dari seluruh unsur Forkopimda untuk ikut terlibat sebagai Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS),” jelasnya lagi.

Reje Kampung Rembele Suhailu memberikan beberapa praktik baik yang dilakukan oleh BKB Mutik Cempaka. Selain melakukan enam pelayanan, BKB ini telah membuat perencanaan program yang dilakukan awal tahun. Kemudian dilaksanakan setiap bulan sesuai jadwal. Di evaluasi setiap tiga bulan sekali.

Kampungnya, kata Reje Rembele, juga menerapkan inovasi ALIBATA dan RGG (Rumoh Gizi Gampong) selama 90 hari. Pendampingan RGG selama 90 hari itu diwujudkan dalam bentuk melakukan konsultasi gizi didampingi tim pendamping gizi puskesmas.

Kemudian, kelas memasak yang disesuaikan dengan usia anak, penyiapan makanan satu kali sehari dengan besaran biaya Rp 18.000, dan pengantaran makanan ke anak stunting.

“Kader kami akan mendampingi keluarga untuk memberikan makanan ke anak. Alhamdulillah, program ini memberi dampak. Tahun 2022 kita ada 13 anak stunting. Kini, di 2023, tinggal enam anak stunting. Di antara enam itu, satu sudah memasuki fase balita,” tutupnya.

Adapun enam layanan BKB HI Unggulan adalah administrasi kependudukan dan pemilikan jaminan kesehatan, pengasuhan/parenting bersama, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, pembentukan karakter; promotif, preventif, pemeliharaan kesehatan, serta rujukan, konseling, perawatan, dan bantuan sosial. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER