Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Aceh mendorong para nelayan Aceh untuk membentuk koperasi guna memperoleh segala bentuk bantuan. Saat ini, bantuan untuk nelayan hanya dapat diberikan melalui koperasi.
Ketua KNTI Aceh Azwar Anas mengatakan pentingnya komitmen yang kuat dari nelayan dalam mendirikan koperasi. Mereka yakin bahwa dengan berkolaborasi, nelayan dapat mencapai kesejahteraan, mandiri, dan meningkatkan pendidikan mereka.
Salah satu kendala yang dihadapi oleh nelayan, kata Azwar, adalah akses terhadap subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Meskipun dalam beberapa bulan terakhir akses tersebut sudah lancar tanpa kendala.
“Selain itu, ada juga permasalahan terkait dangkalnya kuala di beberapa tempat, yang menghambat nelayan untuk melaut. Terutama saat musim barat dengan gelombang besar dan angin kencang,” kata Azwar, Kamis (8/6/2023).
Pada musim barat, nelayan tradisional tidak dapat menangkap ikan di wilayah 0-5 mil karena gelombang yang sangat tinggi. Sementara nelayan dengan peralatan yang memadai dapat menangkap ikan mulai dari 12-30 mil.
Oleh karena itu, KNTI berharap pemerintah dapat menemukan solusi untuk membantu nelayan tradisional yang tidak dapat melaut saat musim barat akibat perubahan iklim.
KNTI mendukung setiap program yang berdampak pada keberlanjutan ekosistem laut. Namun mereka juga meminta pemerintah untuk memperhatikan dampak yang mungkin timbul bagi nelayan kecil dalam program konservasi Blue Halo S.
Mereka berharap tidak terjadi persepsi di kalangan nelayan bahwa pemerintah mengambil alih wilayah tangkapan mereka.
Azwar juga mengatakan KNTI Aceh mengingatkan bahwa kawasan konservasi di Aceh sudah ada sejak lama, dan sudah menjadi kebijakan nenek moyang untuk melarang penangkapan ikan di wilayah tertentu.
Karena itu, pemerintah perlu memperhatikan hal-hal semacam ini agar wilayah kerja nelayan tidak terbatas oleh kebijakan atau program konservasi yang ada.
KNTI juga berharap pemerintah dapat melihat laut sebagai sumber kesejahteraan bagi nelayan tradisional dan mampu mengurangi kemiskinan di masyarakat pesisir.
“Jangan biarkan nelayan menjadi objek eksploitasi bagi para pengusaha yang hanya ingin mengambil keuntungan dari hasil laut, sehingga membuat masyarakat pesisir semakin miskin,” tegas Azwar Anas. (*)