Selasa, September 17, 2024
BerandaAceh Tiga Besar Penyebaran Hoaks di Indonesia

Aceh Tiga Besar Penyebaran Hoaks di Indonesia

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pertemuan di berbagai ruang publik bisa menjadi solusi menangkal hoaks. Ruang perjumpaan ini menjadi tempat saling bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan antar komunitas.

“Khususnya bagi anak muda. Ruang publik ini memiliki peran besar sebagai filter dari banyaknya informasi yang beredar. Anak muda harus terlibat,“ kata Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Jaleswari Pramodhawardani, Senin (1/4/2019) di Banda Aceh.

Jaleswari menyampaikan hal itu dalam diskusi bertajuk “Peran Anak Muda Aceh Menangkal Hoaks”. Dia berharap anak muda berperan aktif dan memberi kontribusi pada masalah kebangsaan.

KSP sengaja menggelar acara di Aceh karena menurut survei, Aceh merupakah salah satu daerah dengan tingkat penyebaran hoaks tertinggi. Provinsi di ujung barat Indonesia ini bertengger di tiga besar penyebaran hoaks bersama Jawa Barat dan Banten. Survei ini dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pada Januari 2019.

Diskusi yang berlangsung santai di kedai kopi itu berlangsung seru dan dihadiri puluhan anak muda. Peserta antusias memberi masukan memecahkan masalah hoaks di Aceh.

Rizki, salah satu peserta diskusi dari komunitas Turun Tangan Aceh, sepakat untuk memperbanyak ruang publik bagi anak muda. “Bukan hanya di Aceh tetapi di seluruh Indonesia,” katanya.

Akhir dari diskusi itu, anak muda sepakat merumuskan tiga solusi memerangi hoaks. Pertama, anak muda sebagai individu maupun komunitas terlibat berkolaborasi dengan pemerintah maupun elemen masyarakat untuk mensosialisasikan bahaya hoaks. Mereka juga bisa memberikan pemahaman atau mengkampanyekan literasi digital.

Kedua, memperbanyak ruang-ruang perjumpaan antar komunitas. Kedai kopi bisa dijadikan ruang untuk saling bertemu, bertukar gagasan, dan melakukan cross-check satu sama lain. Melalui ruang perjuampaan ini, anak muda bisa terlibat aktif memfilter informasi yang berkembang di ruang publik.

Ketiga, memenuhi ruang publik, termasuk ruang publik digital dengan karya. Karya yang dihasilkan anak-anak muda akan menjadi narasi positif yang bisa mengalahkan maraknya berita palsu atau hoaks. (Ria)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER