Nagan Raya (Waspada Aceh) – Banjir bandang yang melanda Kabupaten Nagan Raya pada 26 November lalu telah merusak perkebunan warga mencapai 1.975 hektare. Selain itu, bencana itu juga menyebabkan 1 orang tewas, 3 orang hilang tak terduga jasadnya, serta ribuan warga mengungsi.
Kata Kalak BPBD Nagan Raya Irfanda Rinadi, banjir bandang menerjang 4 Kecamatan dan 27 Gampong, dengan total 8.325 kepala keluarga (KK) dan 25.608 jiwa terdampak. “Sampai saat ini masih ada warga yang bertahan di tenda pengungsian, sebanyak 2.412 KK dan 8.059 jiwa di 29 titik,” ungkapnya, Jumat (12/12/2025).
Korban tewas diidentifikasi sebagai Faisal, warga Pante Cermin Aceh Barat, yang ditemukan di Sungai Krueng Lamie. Sementara 3 korban hilang lainnya, tim pencarian masih terus melakukan penyisiran di lokasi hanyut.
Selain perkebunan, fasilitas umum juga meluluhlantakan, antara lain 29 perkantoran, 3 tempat ibadah, 48 sekolah, 9 pondok pesantren, 4 fasilitas kesehatan, 7 titik jalan, dan 4 jembatan. Harta benda masyarakat yang hilang juga mencakup 1.807 unit rumah, 1.815 ekor ternak, 45 hektar lahan sawah, dan 100 hektar tambak.
Semua kerusakan telah dilaporkan ke BNPB Pusat untuk mendapatkan perhatian dari Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf.
Di sisi lain, masyarakat mengeluhkan mahalnya harga gas elpiji pasca bencana. Harga tabung 3 kg mencapai Rp40.000 (dari HET Rp18.000-Rp 20.000), sedangkan 12 kg mencapai Rp240.000 akibat kelangkaan dan ulah oknum agen.
“Kita harap pemerintah turun tangan agar pasokan dan harga kembali normal,” ujar salah satu warga.
Berita terbaru juga menyebutkan jembatan darurat Beutong Nagan Raya sudah bisa dilalui motor, yang diharapkan mempermudah akses bantuan ke daerah terdampak. (*)



