Banda Aceh (Waspada Aceh) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat ekonomi Aceh tumbuh sebesar 4,59 persen pada triwulan I-2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year).
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor pertambangan dan penggalian yang melonjak 19,02 persen, disusul sektor transportasi dan pergudangan (9,76 persen), serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial (7,99 persen).
“Pertumbuhan ekonomi Aceh menunjukkan arah positif, meskipun tidak semua sektor mengalami kenaikan,” kata Plt. Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, dalam konferensi pers resmi, Selasa (6/5/2025).
Ia menyebutkan, sektor konstruksi serta pengadaan listrik dan gas menjadi dua lapangan usaha yang mengalami kontraksi. Secara triwulanan (quarter-to-quarter), ekonomi Aceh memang terkontraksi sebesar 6,05 persen dibanding triwulan IV-2024.
Namun secara struktur, PDRB Aceh masih ditopang oleh sektor pertanian (32,53 persen), perdagangan (15,52 persen), dan administrasi pemerintahan (8,83 persen).
Dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa mendominasi dengan kontribusi 69,19 persen terhadap PDRB, disusul konsumsi rumah tangga (55,06 persen), dan pembentukan modal tetap bruto (30,19 persen).
Sementara itu, impor luar negeri menjadi faktor pengurang terbesar dengan porsi 71,36 persen. Dalam rilis yang sama, BPS juga menyampaikan perkembangan ketenagakerjaan dan ketimpangan gender.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2025 tercatat 5,50 persen, sedikit turun dari tahun sebelumnya. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga meningkat menjadi 65,63 persen.
Yang cukup menggembirakan, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Aceh tahun 2024 turun menjadi 0,459 dari 0,489 pada tahun sebelumnya. Perbaikan ini ditopang oleh meningkatnya partisipasi kerja perempuan serta menurunnya angka kelahiran di luar fasilitas kesehatan dan pernikahan usia dini.
“BPS Aceh terus berkomitmen menyediakan data yang akurat dan berkualitas, guna menjadi landasan kebijakan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan,” ujar Tasdik. (*)