Banda Aceh (Waspada Aceh) – Rumput laut atau gulma laut merupakan vegetasi dari alga yang tumbuh di lautan berterumbu karang dan berpasir.
Laut dangkal di Desa Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, memiliki potensi rumput laut yang sangat melimpah. Keberadaan terumbu karang yang berpasir di wilayah itu menjadi rumah bagi berbagai biota laut tak kecuali alga.
Sejumlah kaum ibu di desa tersebut memanfaatkan potensi rumput laut yang melimpah untuk dijadikan produk minuman teh.
Cut Sri Wahyuni, salah seorang pegiat teh rumput laut mengatakan, proses pembuatan produk tersebut terbilang sangat mudah. Pertama rumput laut dipanen secara hati-hati dengan memotong bagian yang akan diambil menggunakan pisau.
“Tumbuhan utamanya tetap dibiarkan menempel di terumbu karang sehingga nanti akan tumbuh lagi menjadi batang yang panjang dalam waktu 15 hari,” tuturnya, Selasa (17/1/2023).
Rumput laut yang sudah dipanen dikumpulkan dalam wadah, lalu dibersihkan dengan air mengalir sampai bersih. Bagian-bagian yang sudah bersih kemudiaan diikat.
Lalu proses pengeringan dimulai dengan cara dijemur di tempat teduh yang tidak terkena sinar matahari agar kualitas dan kandungan gizi tidak hilang.
Setelah tiga hingga empat hari rumput laut diblender dan dicampur dengan rempah rempah seperti kayu manis, ketumbar, kayu bajakah dan beberapa rempah lainnya.
Dalam proses pencampuran dilakukam secara higienis dan dikemas dalam sachet khusus. Produk teh rumput laut dijual dengan harga Rp2.000/sachet atau perkotak Rp20.000.
Teh rumput laut diyakini mampu mengobati perut buncit, asam lambung, mencegah sakit jantung dan kolesterol. (*)