Sabtu, November 23, 2024
spot_img
BerandaAcehBakri Siddiq: Program Intervensi Berhasil Tekan Angka Prevalensi Stunting di Banda Aceh

Bakri Siddiq: Program Intervensi Berhasil Tekan Angka Prevalensi Stunting di Banda Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq menegaskan angka prevalensi stunting di Banda Aceh terus menurun. Dari program intervensi yang dilakukan, anak-anak stunting yang utamanya disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, hanya tersisa 7,44 persen saja.

“Alhamdulillah, angka prevalensi stunting di Banda Aceh terus menurun. Secara berturut-turut penurunannya mulai dari Juli angkanya masih 19 persen, kemudian Agustus turun 14,84 persen, September 14,21 persen dan Oktober menurun drastis menjadi 7,44 persen,” kata Bakri kepada wartawan, Minggu (23/10/2022).

Bakri mengatakan Pemko Banda Aceh telah membentuk tim khusus percepatan penurunan stunting yang diangkat berdasarkan SK Wali Kota. Tim tersebut terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG), Dinas Pemberdayaan Perempuan (DP3AP2KB), Dinas Pangan (DPPKP) termasuk camat dan tim PKK termasuk akademisi.

Setidaknya, ada dua upaya yang dilakukan tim gabungan yaitu intervensi spesifik dimotori dinas kesehatan yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Kemudian intervensi sensitif yang dilakukan melalui berbagai kegiatan oleh SKPK dan pihak terkait lainnya.

Adapun sejumlah program yang telah diluncurkan Pemko Banda Aceh kepada masyarakat, antara lain memberikan edukasi gizi, menggalakkan inisiasi menyusui dini, imunisasi dasar lengkap, distribusi dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan anak balita gizi buruk.

Bakri menuturkan ujung tombak suksesnya penurunan stunting adalah layanan kesehatan di tingkat gampong. “Oleh sebab itu, kita optimalkan keberadaan posyandu di desa-desa untuk mengedukasi kaum ibu agar memastikan kecukupan gizi bagi anak-anak yang masih balita,” ungkapnya.

Selanjutnya, dia mengimbau setiap keluarga untuk memantau sejak dini pertumbuhan anak. “Ingat, penyebab stunting adalah gizi buruk kronis, infeksi berulang, sanitasi buruk, lingkungan kotor, dan pola asuh anak yang buruk,” ujarnya.

Di samping upaya internal, sambung Bakri, pihaknya juga melakukan pencanangan Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA) bersama Pemerintah Aceh.

“Kita juga menjalin kemitraan dengan lintas sektor lainnya, di antaranya dengan Bulog dalam penyalurlan beras fortifit kepada balita stunting di wilayah Banda Aceh,” tuturnya.

“Total anggaran yang kita siapkan mencapai Rp 17 miliar. Secara simultan, dinas bersama stakeholder terkait meluncurkan beragam program penanganan stunting hingga ke tingkat desa.”

Bakri pun optimis program penanganan stunting di Banda Aceh akan berjalan sukses dan angka prevalensinya semakin menurun. Tidak lupa, dia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam upaya penurunan stunting selama ini. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER