Langsa (Waspada Aceh) – Pelabuhan Kuala Langsa selama ini sebagai sarana transportasi laut yang menghubungkan Kota Langsa dengan luar negeri.
Namun pemanfaatannya belum maksimal karena terjadi sedimentasi di alur kuala sehingga mengakibatkan terbatasnya ukuran kapal yang masuk untuk kegiatan penumpang maupun ekspor impor, kata Penjabat (Pj) Wali Kota Langsa Said Mahdum Majid.
Di hadapan Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, yang berkunjung ke Pelabuhan Kuala Langsa, Sabtu (22/10/2022), Pj wali kota mengatakan pemerintah Langsa menanti pengerukan pelabuhan agar kapal besar dapat singgah di pelabuhan itu.
“Sebagai upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah,” kata Pj wali kota.
Kata Pj wali kota, dahulu pelabuhan ini ramai dengan aktivitas ekspor impor antar daerah di Indonesia, bahkan sampai ke Malaysia, Thailand, India, dan Singapura. Banyak pengusaha lokal melakukan transaksi perdagangan melalui laut dengan menggunakan jasa pelabuhan Kuala Langsa.
General Manager PT Pelindo Lhokseumawe di Kuala Langsa Joni Hutama turut menjelaskan, banyak komoditi unggulan Aceh yang dapat didistribusikan melalui pelabuhan ini.
Menanggapi hal itu Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengatakan, sebelumnya dia telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Perhubungan pada Agustus 2022.
BACA:Â Ketika Pj Gubernur Menikmati Hamparan Hijau dari Menara Ekowisata Hutan Mangrove Kuala Langsa
Kata Achmad Marzuki, pada 6 September 2002 Menhub telah menyurati pihak direksi Pelindo tentang dukungan pengerukan alur di Pelabuhan Kuala Langsa.
“Surat dari Kementerian Perhubungan sudah ke Pelindo, tinggal kita tunggu kapan pengerukannya dimulai. Kita harapkan aktivitas ekspor segera dimulai,” tutur Pj Gubernur Aceh.
Dia juga menyampaikan, beberapa investor sudah ada yang ingin berkomitmen untuk berinvestasi di kawasan itu. (*)